Allah Memberi Bukan Karena Kehendakmu
Segala puji hanya milik Allah Subhaanahu Wa Ta’aalaa.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah
tercinta, Muhammad bin Abdullah, segenap keluarga, para sahabat dan
umatnya yang setia.
Terlambatnya
pemberian Allah setelah engkau bersungguh-sungguh berdoa janganlah
menyebabkan dirimu berputus asa. Ketahuilah Allah menjamin doa yang
kaupanjatkan (tetapi) sesuai dengan pilihanNya (kehendakNya) , bukan
karena kehendakmu.
Adab orang
berdoa adalah memperhatikan tata kesopanan dan merendahkan hati.
Permintaan yang kaulakukan bukan terhadap sesama manusia, tetapi
permohonan kepada Rajanya para raja. Seorang bawahan jika mengbadap
raja, ia menata sikapnya sebaik mungkin. Berjalan berjongkok, bahkan
beringsut. Cara bicaranya diatur jangan sampai keliru. Sikapnya sangat
hati-hati, jangan sampai membuat raja merasa tidak senang. la
benar-benar menunjukkan kehambaanya sebagai orang yang tak berarti.
Jika mengajukan permohonan, maka tak pernah memaksakan kehendak.
Dikabulkan atau tidak itu urusan raja. Namun dalam hati digantungkan
harapan, semoga permohonannya diluluskan. Jika diluluskan, ia keluar
istana dengan senang hati, tetapi tidak berbangga hati. Ia tak pernah
berkata kepada orang-orang di luar istana bahwa permohonan raja itu
atas kehendaknya. Tetapi terkabulnya permohonan itu karena kemurahan
raja.
Lalu
bagaimana dirimu dalam berdoa? Sesungguhnya Allah lebih Pemurah dari
raja dunia. Karena Maha Pemurah, maka tak ada halangan bagiNya untuk
mengabulkan doa hamba-hambaNya. Hanya saja, kapan doa itu dibalas
dengan rahmat. Waktunya terserah Allah. Sebab Dia yang Punya Hak untuk
itu.
Seringkali
manusia mengeluh, sampai-sampai dia berani `menyalahkan' Tuhannya. Ini
karena doanya merasa tidak dikabulkan. Ia sudah lelah berdoa, tetapi
belum juga ada perubahan bagi nasibnya. Orang-orang semacam ini tidak
berbaik sangka kepada Allah swt. Jika ia, berbaik sangka, tentu hatinya
akan yakin bahwa, Allah membalas doanya. Hanya, saja balasan itu tidak
secepat yang diharapkan, karena Allah jua, yang berkehendak memilih
waktunya yang tepat.
Jika doamu
terkabulkan dalam waktu yang tepat sesuai harapanmu, maka, janganlah
engkau mengira bahwa, rahmat itu karena doamu. Jangan menyangka karena
engkau dekat kepada Allah dan merasa setiap ucapanmu terkabulkan. Sama,
sekali tidak! Rahmat dan pemberianNya bukan karena, kehendak doamu. Jika
karena doa kemudian Allah menuruti kemauan hambaNya, maka di manakah
letak Kekuasaan Allah. Jika demikian berarti Allah bisa diatur
sekehendak hambaNya.
Oleh
karena itu, sesungguhnya yang engkau lakukan adalah berdoa. Karena doa
adalah kebutuhan sebagai sarana untuk menyandarkan diri kepada
KekuasaanNya. Masalah dikabulkan atau tidak, itu sepenuhNya urusan
Allah. Jika dikabulkan, bukan berarti Allah menuruti kehendakmu. Jika
pemahaman ini engkau renungkan dalam hati, maka engkau tak akan berputus
asa dalam berdoa.
Sesungguhnya
berdoa, itu merupakan bagian dari ibadah. Setiap engkau butuh apa saja,
hendaknya dirimu bersandar kepada, Allah dengan hati berpengharapan.
Dengan hati yang selalu berprasangka baik kepadaNya. Jangan lalu engkau
berputus asa manakala, doa, belum terkabul. Yakinilah dalam hatimu,
setiap doa pasti dikabulkan Allah. Bukankah Dia telah berjanji
sebagaimana dalam Surat Al Baqarah ayat 186, "Dan jika hamba-hambaKu
bertanya kepadamu tentang Aku, maka (katakanlah) bahwa, Aku sangat dekat
(dengamya). Aku mengabulkan permintaan orang yang meminta, jika ia mau
berdoa kepadaKu. Hendaklah mereka memenuhi perintahKu dan beriman
kepadaKu, agar mereka senantiasa dalam kebenaran." Kemudian dalam
surat Al Mukniin 60, Allah semakin memberi ketegasan atas janjinya,
"Berdoalah kepadaKu, pasti Aku akan kabulkan! "
Seandainya
orang berdoa tahu bahwa terkabulnya doa dipilih Allah saat di akhirat,
maka itu lebih baik daripada dibenkan di dunia. Sebab nilai rahmat di
akhirat lebih besar dibandingkan nilai rahmat di dunia.
Hendaknya
engkau bersyukur, karena sesuatu yang ditentukan dan dipilih Allah
adalah sebaik-baik ketentuan. Merupakan sebaik-baik pilihan buatmu.
Meskipun
kadang-kadang engkau menilai bahwa sesuatu yang kauterima itu tidak
menyenangkan. Namun sesungguhnya di balik ketidaktahuanmu itu tersimpan
hikmah yang sangat besar.
Cobalah
engkau renungkan firmanNya dalam surat Al Baqarah ayat 216 ini, "Boleh
jadi kamu membenci sesuatu, padahal sesungguhnya sesuatu yang kau benci
itu baik bagimu. Dan boleh jadi engkau menyenangi sesuatu, padahal
sebenarnya sesuatu yang kaucintai itu amat buruk bagimu. Allah
mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui."
Rasulullah
juga menegaskan dalam sabdanya, "Tiada seorang pun yang berdoa
melainkan Allah pasti akan mengabulkm doanya, atau dihindarkan bahaya
padanya atau diampuni sebagian dosanya selama ia tidak berdoa untuk
sesuatu yang menjurus pada dosa memutus hubungan sanak famili."
Sekarang
yang perlu dilakukan oleh seorang hamba adalah berdoa, bergantung dan
yakin kepada cara-cara yang sempurna dari Allah. Karena Dia selalu
mengetahui keadaan hambaNya sebenar-benarnya.
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu allaa ilaaha illa anta astaghfiruka wa tuubu
ilaika
(Sumber : Atho ‘illah, Ibnu ; Al Qalami, Abu Fajar. Intisari Kitab Al-Hikam : Gitamedia Press, 2005)