BUDIDAYA IKAN LELE
( Clarias )
1.SEJARAH
SINGKAT
Lele merupakan jenis ikan konsumsi air
tawar dengan tubuh memanjang dan
kulit licin. Di Indonesia ikan lele
mempunyai beberapa nama daerah, antara
lain:
ikan kalang (Padang), ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan
Selatan), ikan keling (Makasar), ikan cepi
(Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa
Tengah). Sedang di negara lain dikenal
dengan nama mali (Afrika), plamond
(Thailand), ikan keli (Malaysia), gura
magura (Srilangka), ca tre trang (Jepang).
Dalam bahasa Inggris disebut pula
catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish.
Ikan lele tidak pernah ditemukan di
air payau atau air asin. Habitatnya di sungai
dengan arus air yang perlahan, rawa,
telaga, waduk, sawah yang tergenang air.
Ikan lele bersifat noctural, yaitu
aktif bergerak mencari makanan pada malam
hari. Pada siang hari, ikan lele
berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat
gelap. Di alam ikan lele memijah pada
musim penghujan.
2.SENTRA
PERIKANAN
Ikan lele banyak ditemukan di benua
Afrika dan Asia. Dibudidayakan di
Thailand, India, Philipina dan
Indonesia. Di Thailand produksi ikan lele
± 970
kg/100m2/tahun. Di India (daerah Asam)
produksinya rata-rata tiap 7 bulan
mencapai 1200 kg/Ha.
3.JENIS
Klasifikasi ikan lele menurut
Hasanuddin Saanin dalam Djatmika et al
(1986)
adalah:
Kingdom: Animalia
Sub-kingdom: Metazoa
Phyllum:Chordata
Sub-phyllum:Vertebrata
Klas:Pisces
Sub-klas:Teleostei
Ordo:Ostariophysi
Sub-ordo:Siluroidea
Familia:Clariidae
Genus: Clarias
Di Indonesia ada 6 (enam) jenis ikan
lele yang dapat dikembangkan:
1) Clarias batrachus, dikenal sebagai
ikan lele (Jawa), ikan kalang (Sumatera
Barat), ikan maut (Sumatera Utara),
dan ikan pintet (Kalimantan Selatan).
2) Clarias teysmani, dikenal sebagai
lele Kembang (Jawa Barat), Kalang putih
(Padang).
3) Clarias melanoderma, yang dikenal sebagai ikan duri (Sumatera
Selatan),
wais (Jawa Tengah), wiru (Jawa Barat).
4) Clarias nieuhofi, yang dikenal sebagai
ikan lindi (Jawa), limbat (Sumatera
Barat), kaleh (Kalimantan Selatan).
5) Clarias loiacanthus, yang dikenal
sebagai ikan keli (Sumatera Barat), ikan
penang (Kalimantan Timur).
6) Clarias gariepinus, yang dikenal
sebagai lele Dumbo (Lele Domba), King cat
fish, berasal dari Afrika.
4.MANFAAT
1)Sebagai bahan makanan
2)Ikan lele dari jenis C. batrachus juga dapat dimanfaatkan sebagai
ikan
pajangan atau ikan hias.
3)Ikan lele yang dipelihara di sawah
dapat bermanfaat untuk memberantas
hama padi berupa serangga air, karena
merupakan salah satu makanan
alami ikan lele.
4)Ikan lele juga dapat diramu dengan
berbagai bahan obat lain untuk
mengobati penyakit asma, menstruasi
(datang bulan) tidak teratur, hidung
berdarah, kencing darah dan lain-lain.
5.PERSYARATAN
LOKASI
1)Tanah yang baik untuk kolam
pemeliharaan adalah jenis tanah
liat/lempung, tidak berporos,
berlumpur dan subur. Lahan yang dapat
digunakan untuk budidaya lele dapat
berupa: sawah, kecomberan, kolam
pekarangan, kolamkebun, dan blumbang.
2)Ikan lele hidup dengan baik di
daerah dataran rendah sampai daerah yang
tingginya maksimal 700 m dpl.
3)Elevasi tanah dari permukaan sumber
air dan kolam adalah 5-10%.
4)Lokasi untuk pembuatan kolam harus
berhubungan langsung atau dekat
dengan sumber air dan tidak dekat
dengan jalan raya.
5)Lokasi untuk pembuatan kolam
hendaknya di tempat yang teduh, tetapi
tidak berada di bawah pohon yang
daunnya mudah rontok.
6)Ikan
lele dapat hidup pada suhu 200 C, dengan suhu optimal antara 25-280 C. Sedangkan
untuk pertumbuhan larva diperlukan kisaran suhu antara 26-300 C dan untuk
pemijahan 24-280 C.
7)Ikan lele dapat hidup dalam perairan
agak tenang dan kedalamannya
cukup, sekalipun kondisi airnya jelek,
keruh, kotor dan miskin zat O2.
8)Perairan tidak boleh tercemar oleh
bahan kimia, limbah industri, merkuri,
atau mengandung kadar minyak atau
bahan lainnya yang dapat mematikan
ikan.
9)Perairan yang banyak mengandung
zat-zat yang dibutuhkan ikan dan
bahan makanan alami. Perairan tersebut
bukan perairan yang rawan banjir.
10)Permukaan perairan tidak boleh
tertutup rapat oleh sampah atau daun-
daunan hidup, seperti enceng gondok.
11)Mempunyai pH 6,5–9; kesadahan
(derajat butiran kasar ) maksimal 100
ppm dan optimal 50 ppm; turbidity
(kekeruhan) bukan lumpur antara 30–60
cm; kebutuhan O2 optimal pada range
yang cukup lebar, dari 0,3 ppm untuk
yang dewasa sampai jenuh untuk
burayak; dan kandungan CO2 kurang dari
12,8 mg/liter, amonium terikat
147,29-157,56 mg/liter.
12)Persyaratan untuk pemeliharaan ikan
lele di keramba :
a.Sungai atau saluran irigasi tidak
curam, mudah dikunjungi/dikontrol.
b.Dekat dengan rumah pemeliharaannya.
c.Lebar sungai atau saluran irigasi
antara 3-5 meter.
d.Sungai atau saluran irigasi tidak
berbatu-batu, sehingga keramba mudah
dipasang.
e.Kedalaman air 30-60 cm.
6.PEDOMAN
TEKNIS BUDIDAYA
6.1.Penyiapan Sarana dan Peralatan
Dalam pembuatan kolam pemeliharaan
ikan lele sebaiknya ukurannya tidak
terlalu luas. Hal ini untuk memudahkan
pengontrolan dan pengawasan.
dan ukuran kolam pemeliharaan
bervariasi, tergantung selera pemilik dan
lokasinya. Tetapi sebaiknya bagian
dasar dan dinding kolam dibuat permanen.
Pada minggu ke 1-6 air harus dalam
keadaan jernih kolam, bebas dari
pencemaran maupun fitoplankton. Ikan
pada usia 7-9 minggu kejernihan airnya
harus dipertahankan. Pada minggu 10,
air dalam batas-batas tertentu masih
diperbolehkan. Kekeruhan menunjukkan
kadar bahan padat yang melayang
dalam air (plankton). Alat untuk mengukur
kekeruhan air disebut secchi.
Prakiraan kekeruhan air berdasarkan
usia lele (minggu) sesuai angka secchi :
-Usia 10-15 minggu, angka secchi =
30-50
-Usia 16-19 minggu, angka secchi =
30-40
-Usia 20-24 minggu, angka secchi = 30
6.2.Penyiapan
Bibit
1)Menyiapkan Bibit
a.Pemilihan Induk
1.Ciri-ciri induk lele jantan:
-Kepalanya lebih kecil dari induk ikan
lele betina.
-Warna kulit dada agak tua bila
dibanding induk ikan lele betina.
-Urogenital papilla (kelamin) agak
menonjol, memanjang ke arah
belakang, terletak di belakang anus,
dan warna kemerahan.
-Gerakannya lincah, tulang kepala
pendek dan agak gepeng
(depress).
-Perutnya lebih langsing dan kenyal
bila dibanding induk ikan lele
betina.
-Bila bagian perut di stripping secara
manual dari perut ke arah ekor
akan mengeluarkan cairan putih kental
(spermatozoa-mani).
-Kulit lebih halus dibanding induk
ikan lele betina.
2.Ciri-ciri induk lele betina
-Kepalanya lebih besar dibanding induk
lele jantan.
-Warna kulit dada agak terang.
-Urogenital papilla (kelamin)
berbentuk oval (bulat daun), berwarna
kemerahan, lubangnya agak lebar dan
terletak di belakang anus.
-Gerakannya lambat, tulang kepala
pendek dan agak cembung.
-Perutnya lebih gembung dan lunak.
-Bila bagian perut di stripping secara
manual dari bagian perut ke
arah ekor akan mengeluarkan cairan
kekuning-kuningan
(ovum/telur).
3.Syarat induk lele yang baik:
-Kulitnya lebih kasar dibanding induk
lele jantan.
-Induk lele diambil dari lele yang
dipelihara dalam kolam sejak kecil
supaya terbiasa hidup di kolam.
-Berat badannya berkisar antara
100-200 gram, tergantung
kesuburan badan dengan ukuran panjang
20-5 cm.
-Bentuk badan simetris, tidak bengkok,
tidak cacat, tidak luka, danlincah.
-Umur induk jantan di atas tujuh
bulan, sedangkan induk betinaberumur satu tahun.
-Frekuensi
pemijahan bisa satu bula sekali, dan sepanjang hidupnya bisa memijah lebih dari
15 kali dengan syarat apabila makanannya mengandung cukup protein.
4.Ciri-ciri induk lele siap memijah
adalah calon induk terlihat mulai
berpasang-pasangan, kejar-kejaran
antara yang jantan dan yang
betina. Induk tersebut segera
ditangkap dan ditempatkan dalam kolam
tersendiri untuk dipijahkan.
5.Perawatan induk lele:
-Selama masa pemijahan dan masa
perawatan, induk ikan lele diberi
makanan yang berkadar protein tinggi
seperti cincangan daging
bekicot, larva lalat/belatung, rayap
atau makanan buatan (pellet).
Ikan lele membutuhkan pellet dengan
kadar protein yang relatif
tinggi, yaitu ± 60%. Cacing sutra
kurang baik untuk makanan induk
lele, karena kandungan lemaknya
tinggi. Pemberian cacing sutra
harus dihentikan seminggu menjelang
perkawinan atau pemijahan.
-Makanan diberikan pagi hari dan sore
hari dengan jumlah 5-10% dari
berat total ikan.
-Setelah benih berumur seminggu, induk
betina dipisahkan,
sedangkan induk jantan dibiarkan untuk
menjaga anak-anaknya.
Induk jantan baru bisa dipindahkan
apabila anak-anak lele sudah
berumur 2 minggu.
-Segera pisahkan induk-induk yang
mulai lemah atau yang terserang
penyakit untuk segera diobati.
-Mengatur aliran air masuk yang
bersih, walaupun kecepatan aliran
tidak perlu deras, cukup 5-6
liter/menit.
b.Pemijahan Tradisional
1.Pemijahan di Kolam Pemijahan
Kolam induk:
-Kolam dapat berupa tanah seluruhnya
atau tembok sebagian dengan
dasar tanah.
-Luas bervariasi, minimal 50 m2.
-Kolam terdiri dari 2 bagian, yaitu
bagian dangkal (70%) dan bagian
dalam (kubangan) 30 % dari luas kolam.
Kubangan ada di bagian
tengah kolam dengan kedalaman 50-60
cm, berfungsi untuk
bersembunyi induk, bila kolam
disurutkan airnya.
-Pada sisi-sisi kolam ada sarang
peneluran dengan ukuran 30x30x25
cm3, dari tembok yang dasarnya
dilengkapi saluran pengeluaran dari
pipa paralon diamneter 1 inchi untuk
keluarnya banih ke kolam
pendederan.
-Setiap sarang peneluran mempunyai
satu lubang yang dibuat dari
pipa paralon (PVC) ukuran ± 4 inchi untuk masuknya induk-induk lele.
-Jarak antar sarang peneluran ± 1 m.
-Kolam
dikapur merata, lalu tebarkan pupuk kandang (kotoran ayam) sebanyak 500-750
gram/m2.
-Airi
kolam sampai batas kubangan, biarkan selama 4 hari. Kolam Rotifera (cacing
bersel tunggal):
-Letak kolam rotifera di bagian atas
dari kolam induk berfungi untuk
menumbuhkan makanan alami ikan
(rotifera).
-Kolam rotifera dihubungkan ke kolam
induk dengan pipa paralon
untuk mengalirkan rotifera.
-Kolam rotifera diberi pupuk organik
untuk memenuhi persyaratan
tumbuhnya rotifera.
-Luas kolam ± 10 m2.
Pemijahan:
-Siapkan induk lele betina sebanyak 2
x jumlah sarang yang tersedia
dan induk jantan sebanyak jumlah
sarang; atau satu pasang per
sarang; atau satu pasang per 2-4 m2
luas kolam (pilih salah satu).
-Masukkan induk yang terpilih ke
kubangan, setelah kubangan diairi
selama 4 hari.
-Beri/masukkan makanan yang berprotein
tinggi setiap hari seperti
cacing, ikan rucah, pellet dan
semacamnya, dengan dosis (jumlah
berat makanan) 2-3% dari berat total
ikan yang ditebarkan .
-Biarkan sampai 10 hari.
-Setelah induk dalam kolam selama 10
hari, air dalam kolam
dinaikkan sampai 10-15 cm di atas
lubang sarang peneluran atau
kedalaman air dalam sarang sekitar
20-25 cm. Biarkan sampai 10
hari. Pada saat ini induk tak perlu
diberi makan, dan diharapkan
selama 10 hari berikutnya induk telah
memijah dan bertelur. Setelah
24 jam, telur telah menetas di sarang,
terkumpullah benih lele. Induk
lele yang baik bertelur 2-3 bulan satu
kali bila makanannya baik dan
akan bertelur terus sampai umur 5
tahun.
-Benih lele dikeluarkan dari sarnag ke
kolam pendederan dengan
cara: air kolam disurutkan sampai
batas kubangan, lalu benih
dialirkan melalui pipa pengeluaran.
-Benih-benih lele yang sudah
dipindahkan ke kolam pendederan
diberi makanan secara intensif, ukuran
benih 1-2 cm, dengan
kepadatan 60 -100 ekor/m2.
-Dari seekor induk lele dapat
menghasilkan ± 2000 ekor benih lele.
Pemijahan induk lele biasanya terjadi
pada sore hari atau malam
hari.
2.Pemijahan di Bak Pemijahan Secara
Berpasangan
Penyiapan bak pemijahan secara
berpasangan:
-Buat bak dari semen atau teraso
dengan ukuran 1 x 1 m atau 1 x 2 m dan tinggi 0,6 m.
-Di dalam bak dilengkapi kotak dari
kayu ukuran 25 x 40x30 cm tanpa
dasar sebagai sarang pemijahan. Di
bagian atas diberi lubang dan
diberi tutup untuk melihat adanya
telur dalam sarang. Bagian depan
kotak/sarang pemijahan diberi enceng
gondok supaya kotak menjadi
gelap.
-Sarang pemijahan dapat dibuat pula
dari tumpukan batu bata atau
ember plastik atau barang bekas lain
yang memungkinkan.
-Sarang bak pembenihan diberi ijuk dan
kerikil untuk menempatkan
telur hasil pemijahan.
-Sebelum bak digunakan, bersihkan/cuci
dengan air dan bilas dengan
formalin 40 % atau KMnO4 (dapat dibeli
di apotik); kemudian bilas
lagi dengan air bersih dan keringkan.
Pemijahan:
-Tebarkan I (satu) pasang induk dalam
satu bak setelah bak diisi air
setinggi ± 25 cm. Sebaiknya airnya mengalir. Penebaran
dilakukan
pada jam 14.00–16.00.
-Biarkan induk selama 5-10 hari, beri
makanan yang intensif. Setelah
± 10 hari, diharapkan sepasang induk
ini telah memijah, bertelur dan
dalam waktu 24 jam telur-telur telah
menetas. Telur-telur yang baik
adalah yang berwarna kuning cerah.
-Beri makanan anak-anak lele yang
masih kecil (stadium larva)
tersebut berupa kutu air atau anak
nyamuk dan setelah agak besar
dapat diberi cacing dan telur rebus.
3.Pemijahan di Bak Pemijahan Secara
Masal
Penyiapan bak pemijahan secara masal:
-Buat bak dari semen seluas 20 m2 atau
50 m2, ukuran 2x10 m2 atau
5x10 m2.
-Di luar bak, menempel dinding bak
dibuat sarang pemijahan ukuran
30x30x30 cm3, yang dilengkapi dengan
saluran pengeluaran benih
dari paralon (PVC) berdiameter 1
inchi. Setiap sarang dibuatkan satu
lubang dari paralon berdiameter 4
inchi.
-Dasar sarang pemijahan diberi ijuk
dan kerikil untuk tempat
menempel telur hasil pemijahan.
-Sebelum digunakan, bak dikeringkan
dan dibilas dengan larutan
desinfektan atau formalin, lalu
dibilas dengan air bersih; kemudian
keringkan.
Pemijahan:
-Tebarkan induk lele yang terpilih
(matang telur) dalam bak
pembenihan sebanyak 2xjumlah sarang ,
induk jantan sama
banyaknya dengan induk betina atau
dapat pula ditebarkan 25-50
pasang untuk bak seluas 50 m2 (5x10
m2), setelah bak pembenihan
diairi setinggi 1 m.
-Setelah 10 hari induk dalam bak,
surutkan air sampai ketinggian 50-
60 cm, induk beri makan secara
intensif.
-Sepuluh hari kemudian, air dalam bak
dinaikkan sampai di atas
lubang sarang sehingga air dalam
sarang mencapai ketinggian 20-25cm.
-Saat air ditinggikan diharapkan
induk-induk berpasangan masuk
sarang pemijahan, memijah dan
bertelur. Biarkan sampai ± 10 hari.
-Sepuluh hari kemudian air disurutkan
lagi, dan diperkirakan telur-
telur dalam sarang pemijahan telah menetas dan menjadi benih
lele.
-Benih lele dikeluarkan melalui
saluran pengeluaran benih untuk
didederkan di kolam pendederan.
c.Pemijahan Buatan
Cara ini disebut Induced Breeding atau hypophysasi
yakni merangsang
ikan lele untuk kawin dengan cara
memberikan suntikan berupa cairan
hormon ke dalam tubuh ikan. Hormon
hipophysa berasal dari kelenjar
hipophysa, yaitu hormon gonadotropin.
Fungsi hormon gonadotropin:
-Gametogenesis: memacu kematangan
telur dan sperma, disebut
Follicel Stimulating Hormon. Setelah
12 jam penyuntikan, telur
mengalami ovulasi (keluarnya telur
dari jaringan ikat indung telur).
Selama ovulasi, perut ikan betina akan
membengkak sedikit demi
sedikit karena ovarium menyerap air.
Saat itu merupakan saat yang
baik untuk melakukan pengurutan perut
(stripping).
-Mendorong nafsu sex (libido)
2)Perlakuan dan Perawatan Bibit
a.Kolam untuk pendederan:
1.Bentuk kolam pada minggu 1-2, lebar
50 cm, panjang 200 cm, dan
tinggi 50 cm. Dinding kolam dibuat
tegak lurus, halus, dan licin,
sehingga apabila bergesekan dengan
tubuh benih lele tidak akan
melukai. Permukaan lantai agak miring
menuju pembuangan air.
Kemiringan dibuat beda 3 cm di antara
kedua ujung lantai, di mana
yang dekat tempat pemasukan air lebih
tinggi. Pada lantai dipasang
pralon dengan diameter 3-5 cm dan
panjang 10 m.
2.Kira-kira 10 cm dari pengeluaran air
dipasang saringan yang dijepit
dengan 2 bingkai kayu tepat dengan
permukaan dalam dinding kolam.
Di antara 2 bingkai dipasang selembar
kasa nyamuk dari bahan plastik
berukuran mess 0,5-0,7 mm, kemudian
dipaku.
3.Setiap kolam pendederan dipasang
pipa pemasukan dan pipa air untuk
mengeringkan kolam. Pipa pengeluaran
dihubungkan dengan
plastik yang dapat berfungsi untuk
mengatur ketinggian air kolam. Pipa
plastik tersebut dikaitkan dengan
suatu pengait sebagai gantungan.
4.Minggu ketiga, benih dipindahkan ke
kolam pendederan yang lain.
Pengambilannya tidak boleh menggunakan
jaring, tetapi dengan
mengatur ketinggian pipa plastik.
5.Kolam pendederan yang baru berukuran
100 x 200 x 50 cm, dengan
bentuk dan konstruksi sama dengan yang
sebelumnya.
b.Penjarangan:
1.Penjarangan adalah mengurangi padat
penebaran yang dilakukan
karena ikan lele berkembang ke arah
lebih besar, sehingga volume
ratio antara lele dengan kolam tidak
seimbang.
-Apabila tidak dilakukan penjarangan
dapat mengakibatkan :
-Ikan berdesakan, sehingga tubuhnya
akan luka.
-Terjadi perebutan ransum makanan dan
suatu saat dapat memicu
mumculnya kanibalisme (ikan yang lebih
kecil dimakan oleh ikan
yang lebih besar).
-Suasana kolam tidak sehat oleh
menumpuknya CO2 dan NH3, dan
O2 kurang sekali sehingga pertumbuhan
ikan lele terhambat.
2.Cara penjarangan pada benih ikan
lele :
-Minggu 1-2, kepadatan tebar 5000
ekor/m2
-Minggu 3-4, kepadatan tebar 1125 ekor/m2
-Minggu 5-6, kepadatan tebar 525
ekor/m2
c.Pemberian pakan:
1.Hari pertama sampai ketiga, benih
lele mendapat makanan dari
kantong kuning telur (yolk sac) yang
dibawa sejak menetas.
2.Hari keempat sampai minggu kedua
diberi makan zooplankton, yaitu
Daphnia dan Artemia yang mempunyai
protein 60%. Makanan tersebut
diberikan dengan dosis 70% x biomassa
setiap hari yang dibagi dalam
4 kali pemberian. Makanan ditebar
disekitar tempat pemasukan air.
Kira-kira 2-3 hari sebelum pemberian
pakan zooplankton berakhir,
benih lele harus dikenalkan dengan
makanan dalam bentuk tepung
yang berkadar protein 50%. Sedikit
dari tepung tersebut diberikan
kepada benih 10-15 menit sebelum
pemberian zooplankton. Makanan
yang berupa teoung dapat terbuat dari
campuran kuning telur, tepung
udang dan sedikit bubur nestum.
3.Minggu ketiga diberi pakan sebanyak
43% x biomassa setiap hari.
4.Minggu keempat dan kelima diberi
pakan sebanyak 32% x biomassa
setiap hari.
5.Minggu kelima diberi pakan sebanyak
21% x biomassa setiap hari.
6.Minggu ketiga diberi pakan sebanyak
43% x biomassa setiap hari.
7.Minggu keenam sudah bisa dicoba
dengan pemberian pelet apung.
d.Pengepakan dan pengangkutan benih
1.Cara tertutup:
-Kantong plastik yang kuat diisi air
bersih dan benih dimasukkan
sedikit demi sedikit. Udara dalam
plastik dikeluarkan. O2 dari tabung
dimasukkan ke dalam air sampai volume
udara dalam plastik 1/3–1/4
bagian. Ujung plastik segera diikat
rapat.
-Plastik berisi benih lele dimasukkan
dalam kardus atau peti supaya
tidak mudah pecah.
2.Cara terbuka dilakukan bila jarak
tidak terlalu jauh:
-Benih lele dilaparkan terlebih dahulu
agar selama pengangkutan, air
tidak keruh oleh kotoran lele. (Untuk
pengangkutan lebih dari 5 jam).
-Tempat lele diisi dengan air bersih,
kemudian benih dimasukkan
sedikit demi sedikit. Jumlahnya
tergantung ukurannya. Benih ukuran
10 cm dapat diangkut dengan kepadatan
maksimal 10.000/m3 atau
10 ekor/liter. Setiap 4 jam, seluruh
air diganti di tempat yang teduh.
6.3.Pemeliharaan
Pembesaran
1)Pemupukan
a.Sebelum digunakan kolam dipupuk
dulu. Pemupukan bermaksud untuk
menumbuhkan plankton hewani dan nabati
yang menjadi makanan alami
bagi benih lele.
b.Pupuk yang digunakan adalah pupuk
kandang (kotoran ayam) dengan
dosis 500-700 gram/m2
. Dapat pula ditambah urea 15 gram/m2,
TSP 20 gram/m2
, dan amonium nitrat 15 gram/m2
. Selanjutnya dibiarkan selama 3 hari.
c.Kolam diisi kembali dengan air
segar. Mula-mula 30-50 cm dan dibiarkan
selama satu minggu sampai warna air
kolam berubah menjadi coklat atau
kehijauan yang menunjukkan mulai
banyak jasad-jasad renik yang tumbuh
sebagai makanan alami lele.
d.Secara bertahap ketinggian air
ditambah, sebelum benih lele ditebar.
2)Pemberian Pakan
a.Makanan Alami Ikan Lele
1.Makanan alamiah yang berupa
Zooplankton, larva, cacing-cacing, dan serangga air.
2.Makanan berupa fitoplankton adalah
Gomphonema spp (gol. Diatome),
Anabaena spp (gol. Cyanophyta),
Navicula spp (gol. Diatome),
ankistrodesmus spp (gol. Chlorophyta).
3.Ikan lele juga menyukai makanan
busuk yang berprotein.
4.Ikan lele juga menyukai kotoran yang
berasal dari kakus.
b.Makanan Tambahan
1.Pemeliharaan di kecomberan dapat
diberi makanan tambahan berupa
sisa-sisa makanan keluarga, daun
kubis, tulang ikan, tulang ayam yang
dihancurkan, usus ayam, dan bangkai.
c.Makanan Buatan (Pellet)
1.Komposisi bahan (% berat): tepung
ikan=27,00; bungkil kacang
kedele=20,00; tepung terigu=10,50;
bungkil kacang tanah=18,00;
tepung kacang hijau=9,00; tepung
darah=5,00; dedak=9,00;
vitamin=1,00; mineral=0,500;
2.Proses pembuatan:
Dengan cara menghaluskan bahan-bahan,
dijadikan adonan seperti
pasta, dicetak dan dikeringkan sampai
kadar airnya kurang dari 10%.
Penambahan lemak dapat diberikan dalam
bentuk minyak yang
dilumurkan pada pellet sebelum
diberikan kepada lele. Lumuran minyak
juga dapat memperlambat pellet
tenggelam.
3.Cara pemberian pakan:
-Pellet mulai dikenalkan pada ikan
lele saat umur 6 minggu dan
diberikan pada ikan lele 10-15 menit
sebelum pemberian makanan
yang berbentuk tepung.
-Pada minggu 7 dan seterusnya sudah
dapat langsung diberi
makanan yang berbentuk pellet.
-Hindarkan pemberian pakan pada saat
terik matahari, karena suhu
tinggi dapat mengurangi nafsu makan
lele.
3)Pemberian Vaksinasi
Cara-cara vaksinasi sebelum benih
ditebarkan:
a.Untuk mencegah penyakit karena
bakteri, sebelum ditebarkan, lele yang
berumur 2 minggu dimasukkan dulu ke
dalam larutan formalin dengan
dosis 200 ppm selama 10-15 menit.
Setelah divaksinasi lele tersebut akan
kebal selama 6 bulan.
b.Pencegahan penyakit karena bakteri
juga dapat dilakukan dengan
menyutik dengan terramycin 1 cc untuk
1 kg induk.
c.Pencegahan penyakit karena jamur
dapat dilakukan dengan merendam
lele dalam larutan Malachite Green
Oxalate 2,5–3 ppm selama 30 menit.
4)Pemeliharaan Kolam/Tambak
a.Kolam diberi perlakuan pengapuran
dengan dosis 25-200 gram/m2 untuk
memberantas hama dan bibit penyakit.
b.Air dalam kolam/bak dibersihkan 1
bulan sekali dengan cara mengganti
semua air kotor tersebut dengan air
bersih yang telah diendapkan 2 malam.
c.Kolam yang telah terjangkiti
penyakit harus segera dikeringkan dan
dilakukan pengapuran dengan dosis 200
gram/m2 selama satu minggu.
Tepung kapur (CaO) ditebarkan merata
di dasar kolam, kemudian
dibiarkan kering lebih lanjut sampai
tanah dasar kolam retak-retak.
7.HAMA
DAN PENYAKIT
7.1.Hama
dan Penyakit
a.Hama pada lele adalah binatang
tingkat tinggi yang langsung mengganggu
kehidupan lele.
b.Di alam bebas dan di kolam terbuka,
hama yang sering menyerang lele
antara lain: berang-berang, ular,
katak, burung, serangga, musang air, ikan
gabus dan belut.
c.Di pekarangan, terutama yang ada di
perkotaan, hama yang sering
menyerang hanya katak dan kucing.
Pemeliharaan lele secara intensif tidak
banyak diserang hama.
Penyakit parasit adalah penyakit yang
disebabkan oleh organisme tingkat
rendah seperti virus, bakteri, jamur,
dan protozoa yang berukuran kecil.
1)Penyakit karena bakteri Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonas
hydrophylla
Bentuk bakteri ini seperti batang dengan
polar flage (cambuk yang terletak di
ujung batang), dan cambuk ini
digunakan untuk bergerak, berukuran 0,7–0,8
x 1–1,5 mikron. Gejala: iwarna tubuh menjadi gelap, kulit
kesat dan timbul
pendarahan, bernafas megap-megap di
permukaan air. Pengendalian:
memelihara lingkungan perairan agar
tetap bersih, termasuk kualitas air.
Pengobatan melalui makanan antara
lain: (1) Terramycine dengan dosis 50
mg/kg ikan/hari, diberikan selama 7–10
hari berturut-turut. (2) Sulphonamid
sebanyak 100 mg/kg ikan/hari selama
3–4 hari.
2)Penyakit Tuberculosis
Penyebab: bakteri Mycobacterium
fortoitum). Gejala: tubuh ikan berwarna
gelap, perut bengkak (karena
tubercle/bintil-bintil pada hati, ginjal, dan
limpa). Posisi berdiri di permukaan
air, berputar-putar atau miring-miring,
bintik putih di sekitar mulut dan
sirip. Pengendalian: memperbaiki kualitas air
dan lingkungan kolam. Pengobatan:
dengan Terramycin dicampur dengan
makanan 5–7,5 gram/100 kg ikan/hari
selama 5–15 hari.
3)Penyakit karena jamur/candawan
Saprolegnia.
Jamur ini tumbuh menjadi saprofit pada
jaringan tubuh yang mati atau ikan
yang kondisinya lemah. Gejala: ikan
ditumbuhi sekumpulan benang halus
seperti kapas, pada daerah luka atau
ikan yang sudah lemah, menyerang
daerah kepala tutup insang, sirip, dan
tubuh lainnya. Penyerangan pada
telur, maka telur tersebut diliputi
benang seperti kapas. Pengendalian: benih
gelondongan dan ikan dewasa direndam
pada Malachyte Green Oxalate
2,5–3 ppm selama 30 menit dan telur
direndam Malachyte Green Oxalate
0,1–0,2 ppm selama 1 jam atau 5–10 ppm
selama 15 menit. Hal. 13/ 17
4)Penyakit Bintik Putih dan
Gatal/Trichodiniasis
Penyebab: parasit dari golongan
Ciliata, bentuknya bulat, kadang-kadang
amuboid, mempunyai inti berbentuk
tapal kuda, disebut Ichthyophthirius
multifilis. Gejala: (1) ikan yang
diserang sangat lemah dan selalu timbul di
permukaan air; (2) terdapat
bintik-bintik berwarna putih pada kulit, sirip dan
insang; (3) ikan sering
menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding
kolam.
Pengendalian: air harus dijaga kualitas dan kuantitasnya.
Pengobatan: dengan cara perendaman
ikan yang terkena infeksi pada
campuran larutan Formalin 25 cc/m3
dengan larutan Malachyte Green
Oxalate 0,1 gram/m3 selama 12–24 jam,
kemudian ikan diberi air yang
segar. Pengobatan diulang setelah 3
hari.
5)Penyakit Cacing Trematoda
Penyebab: cacing kecil Gyrodactylus
dan Dactylogyrus. Cacing
Dactylogyrus menyerang insang,
sedangkan cacing Gyrodactylus
menyerang kulit dan sirip. Gejala: insang yang dirusak menjadi
luka-luka,
kemudian timbul pendarahan yang
akibatnya pernafasan terganggu.
Pengendalian: (1) direndam Formalin
250 cc/m3 air selama 15 menit; (2)
Methyline Blue 3 ppm selama 24 jam;
(3) mencelupkan tubuh ikan ke dalam
larutan Kalium -Permanganat (KMnO4)
0,01% selama ± 30 menit; (4)
memakai larutan NaCl 2% selama ± 30 menit; (5) dapat juga memakai
larutan NH4OH 0,5% selama ± 10 menit.
6)Parasit Hirudinae
Penyebab: lintah Hirudinae, cacing
berwarna merah kecoklatan. Gejala:
pertumbuhannya lambat, karena darah
terhisap oleh parasit, sehingga
menyebabkan anemia/kurang darah. Pengendalian: selalu diamati pada
saat mengurangi padat tebar dan dengan
larutan Diterex 0,5 ppm.
7.2.Hama
Kolam/Tambak
Apabila lele menunjukkan tanda-tanda
sakit, harus dikontrol faktor
penyebabnya, kemudian kondisi tersebut
harus segera diubah, misalnya :
1)Bila suhu terlalu tinggi, kolam
diberi peneduh sementara dan air diganti
dengan yang suhunya lebih dingin.
2)Bila pH terlalu rendah, diberi
larutan kapur 10 gram/100 l air.
3)Bila kandungan gas-gas beracun (H2S,
CO2), maka air harus segera diganti.
4)Bila makanan kurang, harus ditambah
dosis makanannya.
8.PANEN
8.1.Penangkapan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pemanenan:
1)Lele dipanen pada umur 6-8 bulan,
kecuali bila dikehendaki, sewaktu-waktu
dapat dipanen. Berat rata-rata pada
umur tersebut sekitar 200 gram/ekor.
2)Pada lele Dumbo, pemanenan dapat
dilakukan pada masa pemeliharaan 3-4
bulan dengan berat 200-300 gram per
ekornya. Apabila waktu pemeliharaan
ditambah 5-6 bulan akan mencapai berat
1-2 kg dengan panjang 60-70 cm.
3)Pemanenan sebaiknya dilakukan pada
pagi hari supaya lele tidak terlalu kepanasan.
4)Kolam dikeringkan sebagian saja dan
ikan ditangkap dengan menggunakan
seser halus, tangan, lambit, tangguh
atau jaring.
5)Bila penangkapan menggunakan
pancing, biarkan lele lapar lebih dahulu.
6)Bila penangkapan menggunakan jaring,
pemanenan dilakukan bersamaan
dengan pemberian pakan, sehingga lele
mudah ditangkap.
7)Setelah dipanen, piaralah dulu lele
tersebut di dalam tong/bak/hapa selama
1-2 hari tanpa diberi makan agar bau
tanah dan bau amisnya hilang.
8)Lakukanlah penimbangan secepat
mungkin dan cukup satu kali.
8.2.Pembersihan
Setelah ikan lele dipanen, kolam harus
dibersihkan dengan cara:
1)Kolam dibersihkan dengan cara
menyiramkan/memasukkan larutan kapur
sebanyak 20-200 gram/m2 pada dinding kolam sampai rata.
2)Penyiraman dilanjutkan dengan
larutan formalin 40% atau larutan
permanganat kalikus (PK) dengan cara
yang sama.
3)Kolam dibilas dengan air bersih dan
dipanaskan atau dikeringkan dengan
sinar matahari langsung. Hal ini
dilakukan untuk membunuh penyakit yang
ada di kolam.
9.PASCAPANEN
1)Setelah dipanen, lele dibersihkan
dari lumpur dan isi perutnya. Sebelum
dibersihkan sebaiknya lele dimatikan
terlebih dulu dengan memukul
kepalanya memakai muntu atau kayu.
2)Saat mengeluarkan kotoran, jangan
sampai memecahkan empedu, karena
dapat menyebabkan daging terasa pahit.
3)Setelah isi perut dikeluarkan, ikan
lele dapat dimanfaatkan untuk berbagai
ragam masakan.
10.ANALISIS
EKONOMI BUDIDAYA
10.1.Analisis
Usaha Budidaya
Analisis Usaha Pembenihan Ikan Lele
Dumbo di Desa Bendosewu, Kecamatan
Talun, Kabupaten Blitar adalah sebagai
berikut:
1)Biaya produksi
a.Lahan
-Tanah 123 m2 Rp. 123.000,-
-Kolam 9 buah Rp. 1.230.000,-
-Perawatan kolam Rp. 60.000,-
b.Bibit/benih
-betina 40 ekor @ Rp. 12.000,- Rp. 480.000,-
-jantan 10 ekor @ Rp. 10.000,- Rp. 100.000,-
c.Pakan
-Pakan benih Rp.
14.530.300,-
-Pakan induk Rp. 4.818.000,-
d.Obat-obatan Rp. 42.000,-
e.Peralatan
-pompa air3 bh @ Rp. 110.000,- Rp. 330.000,-
-diesel 1 bh @ Rp. 600.000,- Rp. 600.000,-
-sikat 1.bh @.Rp. 25.000,- Rp. 25.000,-
-jaring 1 bh @.Rp. 150.000,- Rp. 150.000,-
-bak 5 bh @ Rp. 3.000,- Rp. 15.000,-
-timba 7 bh @.Rp. 3.000,- Rp. 21.000,-
-alat seleksi 6 bh @.Rp. 4.000,- Rp. 24.000,-
-ciruk 5 bh @. Rp. 1.500,- Rp. 7.500,-
-gayung 5 bh @. Rp.1.000,- Rp. 5.000,-
-selang Rp. 90.000,-
-paralon Rp. 70.000,-
-Perawatan alat Rp. 120.000,-
f.Tenaga kerja Rp. 420.000,-
g.Lain-lain Rp. 492.000,-
h.Biaya tak terduga 10% Rp. 2.522.800,-
Jumlah biaya produksi Rp. 5.045.600,-
2)Pendapatan Rp. 2.220.000,-
3)Keuntungan Rp. 7.174.400,-
4)Parameter kelayakan usaha25% TTG
BUDIDAYA PERIKANAN
Hal. 16/ 17
Kantor Deputi Menegristek Bidang
Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl.
M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316
1952, C
5)BEP dalam unit (ekor)
-ukuran 11.138
-ukuran 2 325.049
-ukuran 365.010
-ukuran 46.501
-ukuran 511.377
-ukuran 6260
10.2.Gambaran Peluang Agribisnis
Budidaya ikan lele, baik dalam bentuk
pembenihan maupun pembesaran
mempunyai prospek yang cukup baik.
Permintaan konsumen akan keberadaan
ikan lele semakin meningkat. Dengan
teknik pemeliharaan yang baik, maka
akan diperoleh hasil budidaya yang
memuaskan dan diminati konsumen.
11.DAFTAR PUSTAKA
1)Arifin, M.Z. 1991. Budidaya lele.
Dohara prize. Semarang.
2)Djamiko, H., Rusdi, T. 1986. Lele.
Budidaya, Hasil Olah dan Analisa Usaha.
C.V. Simplex. Jakarta.
3)Djatmika, D.H., Farlina, Sugiharti,
E. 1986. Usaha Budidaya Ikan Lele. C.V.
Simplex. Jakarta.
4)Najiyati, S. 1992. Memelihara Lele
Dumbo di Kolam Taman. Penerbit
Swadaya. Jakarta.
5)Simanjutak, R.H. 1996. Pembudidayaan
Ikan Lele Lokal dan Dumbo.
Bhratara. Jakarta.
6)Soetomo, M.H.A. 1987. Teknik
Budidaya Ikan Lele Dumbo. Sinar Baru.
Bandung.
7)Susanto, H. 1987. Budidaya ikan di
Pekarangan. Penebar Swadaya. Jakarta.TTG BUDIDAYA PERIKANAN
Hal. 17/ 17
Kantor Deputi Menegristek Bidang
Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl.
M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316
1952, http://www.ristek.go.id
12.KONTAK HUBUNGAN
Proyek Pengembangan Ekonomi Masyarakat
Pedesaan – BAPPENAS;
Jl.Sunda Kelapa No. 7 Jakarta, Tel.
021 390 9829 , Fax. 021 390 9829
Jakarta, Maret 2000
Sumber:Proyek Pengembangan Ekonomi
Masyarakat Pedesaan, Bappenas
Editor:Kemal Prihatman
KEMBALI KE MENU
TTG BUDIDAYA PERIKANAN
Hal. 1/ 17
Kantor Deputi Menegristek Bidang
Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl.
M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316
1952, http://www.ristek.go.id
BUDIDAYA IKAN LELE
( Clarias )
1.SEJARAH SINGKAT
Lele merupakan jenis ikan konsumsi air
tawar dengan tubuh memanjang dan
kulit licin. Di Indonesia ikan lele
mempunyai beberapa nama daerah, antara
lain:
ikan kalang (Padang), ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan
Selatan), ikan keling (Makasar), ikan cepi
(Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa
Tengah). Sedang di negara lain dikenal
dengan nama mali (Afrika), plamond
(Thailand), ikan keli (Malaysia), gura
magura (Srilangka), ca tre trang (Jepang).
Dalam bahasa Inggris disebut pula
catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish.
Ikan lele tidak pernah ditemukan di
air payau atau air asin. Habitatnya di sungai
dengan arus air yang perlahan, rawa,
telaga, waduk, sawah yang tergenang air.
Ikan lele bersifat noctural, yaitu
aktif bergerak mencari makanan pada malam
hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam
diri dan berlindung di tempat-tempat
gelap. Di alam ikan lele memijah pada
musim penghujan.
2.SENTRA PERIKANAN
Ikan lele banyak ditemukan di benua
Afrika dan Asia. Dibudidayakan di
Thailand, India, Philipina dan
Indonesia. Di Thailand produksi ikan lele
± 970
kg/100m2/tahun. Di India (daerah Asam)
produksinya rata-rata tiap 7 bulan
mencapai 1200 kg/Ha.TTG BUDIDAYA
PERIKANAN
Hal. 2/ 17
Kantor Deputi Menegristek Bidang
Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl.
M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316
1952, http://www.ristek.go.id
3.JENIS
Klasifikasi ikan lele menurut
Hasanuddin Saanin dalam Djatmika et al
(1986)
adalah:
Kingdom: Animalia
Sub-kingdom: Metazoa
Phyllum:Chordata
Sub-phyllum:Vertebrata
Klas:Pisces
Sub-klas:Teleostei
Ordo:Ostariophysi
Sub-ordo:Siluroidea
Familia:Clariidae
Genus: Clarias
Di Indonesia ada 6 (enam) jenis ikan
lele yang dapat dikembangkan:
1) Clarias batrachus, dikenal sebagai
ikan lele (Jawa), ikan kalang (Sumatera
Barat), ikan maut (Sumatera Utara),
dan ikan pintet (Kalimantan Selatan).
2) Clarias teysmani, dikenal sebagai
lele Kembang (Jawa Barat), Kalang putih
(Padang).
3) Clarias melanoderma, yang dikenal sebagai ikan duri (Sumatera
Selatan),
wais (Jawa Tengah), wiru (Jawa Barat).
4) Clarias nieuhofi, yang dikenal
sebagai ikan lindi (Jawa), limbat (Sumatera
Barat), kaleh (Kalimantan Selatan).
5) Clarias loiacanthus, yang dikenal
sebagai ikan keli (Sumatera Barat), ikan
penang (Kalimantan Timur).
6) Clarias gariepinus, yang dikenal
sebagai lele Dumbo (Lele Domba), King cat
fish, berasal dari Afrika.
4.MANFAAT
1)Sebagai bahan makanan
2)Ikan lele dari jenis C. batrachus juga dapat dimanfaatkan sebagai
ikan
pajangan atau ikan hias.
3)Ikan lele yang dipelihara di sawah
dapat bermanfaat untuk memberantas
hama padi berupa serangga air, karena
merupakan salah satu makanan
alami ikan lele.
4)Ikan lele juga dapat diramu dengan
berbagai bahan obat lain untuk
mengobati penyakit asma, menstruasi
(datang bulan) tidak teratur, hidung
berdarah, kencing darah dan
lain-lain.TTG BUDIDAYA PERIKANAN
Hal. 3/ 17
Kantor Deputi Menegristek Bidang
Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl.
M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316
1952, http://www.ristek.go.id
5.PERSYARATAN LOKASI
1)Tanah yang baik untuk kolam
pemeliharaan adalah jenis tanah
liat/lempung, tidak berporos,
berlumpur dan subur. Lahan yang dapat
digunakan untuk budidaya lele dapat
berupa: sawah, kecomberan, kolam
pekarangan, kolamkebun, dan blumbang.
2)Ikan lele hidup dengan baik di
daerah dataran rendah sampai daerah yang
tingginya maksimal 700 m dpl.
3)Elevasi tanah dari permukaan sumber
air dan kolam adalah 5-10%.
4)Lokasi untuk pembuatan kolam harus
berhubungan langsung atau dekat
dengan sumber air dan tidak dekat
dengan jalan raya.
5)Lokasi untuk pembuatan kolam
hendaknya di tempat yang teduh, tetapi
tidak berada di bawah pohon yang
daunnya mudah rontok.
6)Ikan lele dapat hidup pada suhu 200
C, dengan suhu optimal antara 25-280
C. Sedangkan untuk pertumbuhan larva
diperlukan kisaran suhu antara 26-
300
C dan untuk pemijahan 24-280
C.
7)Ikan lele dapat hidup dalam perairan
agak tenang dan kedalamannya
cukup, sekalipun kondisi airnya jelek,
keruh, kotor dan miskin zat O2.
8)Perairan tidak boleh tercemar oleh
bahan kimia, limbah industri, merkuri,
atau mengandung kadar minyak atau
bahan lainnya yang dapat mematikan
ikan.
9)Perairan yang banyak mengandung
zat-zat yang dibutuhkan ikan dan
bahan makanan alami. Perairan tersebut
bukan perairan yang rawan banjir.
10)Permukaan perairan tidak boleh
tertutup rapat oleh sampah atau daun-
daunan hidup, seperti enceng gondok.
11)Mempunyai pH 6,5–9; kesadahan
(derajat butiran kasar ) maksimal 100
ppm dan optimal 50 ppm; turbidity
(kekeruhan) bukan lumpur antara 30–60
cm; kebutuhan O2 optimal pada range
yang cukup lebar, dari 0,3 ppm untuk
yang dewasa sampai jenuh untuk
burayak; dan kandungan CO2 kurang dari
12,8 mg/liter, amonium terikat
147,29-157,56 mg/liter.
12)Persyaratan untuk pemeliharaan ikan
lele di keramba :
a.Sungai atau saluran irigasi tidak
curam, mudah dikunjungi/dikontrol.
b.Dekat dengan rumah pemeliharaannya.
c.Lebar sungai atau saluran irigasi
antara 3-5 meter.
d.Sungai atau saluran irigasi tidak
berbatu-batu, sehingga keramba mudah
dipasang.
e.Kedalaman air 30-60 cm.
6.PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
6.1.Penyiapan Sarana dan Peralatan
Dalam pembuatan kolam pemeliharaan
ikan lele sebaiknya ukurannya tidak
terlalu luas. Hal ini untuk memudahkan
pengontrolan dan pengawasan. BentukTTG BUDIDAYA PERIKANAN
Hal. 4/ 17
Kantor Deputi Menegristek Bidang
Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl.
M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316
1952, http://www.ristek.go.id
dan ukuran kolam pemeliharaan
bervariasi, tergantung selera pemilik dan
lokasinya. Tetapi sebaiknya bagian
dasar dan dinding kolam dibuat permanen.
Pada minggu ke 1-6 air harus dalam
keadaan jernih kolam, bebas dari
pencemaran maupun fitoplankton. Ikan
pada usia 7-9 minggu kejernihan airnya
harus dipertahankan. Pada minggu 10,
air dalam batas-batas tertentu masih
diperbolehkan. Kekeruhan menunjukkan
kadar bahan padat yang melayang
dalam air (plankton). Alat untuk
mengukur kekeruhan air disebut secchi.
Prakiraan kekeruhan air berdasarkan
usia lele (minggu) sesuai angka secchi :
-Usia 10-15 minggu, angka secchi =
30-50
-Usia 16-19 minggu, angka secchi =
30-40
-Usia 20-24 minggu, angka secchi = 30
6.2.Penyiapan Bibit
1)Menyiapkan Bibit
a.Pemilihan Induk
1.Ciri-ciri induk lele jantan:
-Kepalanya lebih kecil dari induk ikan
lele betina.
-Warna kulit dada agak tua bila
dibanding induk ikan lele betina.
-Urogenital papilla (kelamin) agak
menonjol, memanjang ke arah
belakang, terletak di belakang anus,
dan warna kemerahan.
-Gerakannya lincah, tulang kepala
pendek dan agak gepeng
(depress).
-Perutnya lebih langsing dan kenyal
bila dibanding induk ikan lele
betina.
-Bila bagian perut di stripping secara
manual dari perut ke arah ekor
akan mengeluarkan cairan putih kental
(spermatozoa-mani).
-Kulit lebih halus dibanding induk
ikan lele betina.
2.Ciri-ciri induk lele betina
-Kepalanya lebih besar dibanding induk
lele jantan.
-Warna kulit dada agak terang.
-Urogenital papilla (kelamin)
berbentuk oval (bulat daun), berwarna
kemerahan, lubangnya agak lebar dan
terletak di belakang anus.
-Gerakannya lambat, tulang kepala
pendek dan agak cembung.
-Perutnya lebih gembung dan lunak.
-Bila bagian perut di stripping secara
manual dari bagian perut ke
arah ekor akan mengeluarkan cairan
kekuning-kuningan
(ovum/telur).
3.Syarat induk lele yang baik:
-Kulitnya lebih kasar dibanding induk
lele jantan.
-Induk lele diambil dari lele yang
dipelihara dalam kolam sejak kecil
supaya terbiasa hidup di kolam.
-Berat badannya berkisar antara
100-200 gram, tergantung
kesuburan badan dengan ukuran panjang
20-5 cm.TTG BUDIDAYA PERIKANAN
Hal. 5/ 17
Kantor Deputi Menegristek Bidang
Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl.
M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316
1952, http://www.ristek.go.id
-Bentuk badan simetris, tidak bengkok,
tidak cacat, tidak luka, dan
lincah.
-Umur induk jantan di atas tujuh
bulan, sedangkan induk betina
berumur satu tahun.
-Frekuensi pemijahan bisa satu bula
sekali, dan sepanjang hidupnya
bisa memijah lebih dari 15 kali dengan
syarat apabila makanannya
mengandung cukup protein.
4.Ciri-ciri induk lele siap memijah
adalah calon induk terlihat mulai
berpasang-pasangan, kejar-kejaran
antara yang jantan dan yang
betina. Induk tersebut segera
ditangkap dan ditempatkan dalam kolam
tersendiri untuk dipijahkan.
5.Perawatan induk lele:
-Selama masa pemijahan dan masa
perawatan, induk ikan lele diberi
makanan yang berkadar protein tinggi
seperti cincangan daging
bekicot, larva lalat/belatung, rayap
atau makanan buatan (pellet).
Ikan lele membutuhkan pellet dengan
kadar protein yang relatif
tinggi, yaitu ± 60%. Cacing sutra
kurang baik untuk makanan induk
lele, karena kandungan lemaknya
tinggi. Pemberian cacing sutra
harus dihentikan seminggu menjelang
perkawinan atau pemijahan.
-Makanan diberikan pagi hari dan sore
hari dengan jumlah 5-10% dari
berat total ikan.
-Setelah benih berumur seminggu, induk
betina dipisahkan,
sedangkan induk jantan dibiarkan untuk
menjaga anak-anaknya.
Induk jantan baru bisa dipindahkan
apabila anak-anak lele sudah
berumur 2 minggu.
-Segera pisahkan induk-induk yang
mulai lemah atau yang terserang
penyakit untuk segera diobati.
-Mengatur aliran air masuk yang
bersih, walaupun kecepatan aliran
tidak perlu deras, cukup 5-6
liter/menit.
b.Pemijahan Tradisional
1.Pemijahan di Kolam Pemijahan
Kolam induk:
-Kolam dapat berupa tanah seluruhnya
atau tembok sebagian dengan
dasar tanah.
-Luas bervariasi, minimal 50 m2.
-Kolam terdiri dari 2 bagian, yaitu
bagian dangkal (70%) dan bagian
dalam (kubangan) 30 % dari luas kolam.
Kubangan ada di bagian
tengah kolam dengan kedalaman 50-60
cm, berfungsi untuk
bersembunyi induk, bila kolam
disurutkan airnya.
-Pada sisi-sisi kolam ada sarang
peneluran dengan ukuran 30x30x25
cm3, dari tembok yang dasarnya
dilengkapi saluran pengeluaran dari
pipa paralon diamneter 1 inchi untuk
keluarnya banih ke kolam
pendederan.TTG BUDIDAYA PERIKANAN
Hal. 6/ 17
Kantor Deputi Menegristek Bidang
Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl.
M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316
1952, http://www.ristek.go.id
-Setiap sarang peneluran mempunyai
satu lubang yang dibuat dari
pipa paralon (PVC) ukuran ± 4 inchi untuk masuknya induk-induk
lele.
-Jarak antar sarang peneluran ± 1 m.
-Kolam dikapur merata, lalu tebarkan
pupuk kandang (kotoran ayam)
sebanyak 500-750 gram/m2.
-Airi kolam sampai batas kubangan,
biarkan selama 4 hari.
Kolam Rotifera (cacing bersel
tunggal):
-Letak kolam rotifera di bagian atas
dari kolam induk berfungi untuk
menumbuhkan makanan alami ikan
(rotifera).
-Kolam rotifera dihubungkan ke kolam
induk dengan pipa paralon
untuk mengalirkan rotifera.
-Kolam rotifera diberi pupuk organik
untuk memenuhi persyaratan
tumbuhnya rotifera.
-Luas kolam ± 10 m2.
Pemijahan:
-Siapkan induk lele betina sebanyak 2
x jumlah sarang yang tersedia
dan induk jantan sebanyak jumlah
sarang; atau satu pasang per
sarang; atau satu pasang per 2-4 m2
luas kolam (pilih salah satu).
-Masukkan induk yang terpilih ke
kubangan, setelah kubangan diairi
selama 4 hari.
-Beri/masukkan makanan yang berprotein
tinggi setiap hari seperti
cacing, ikan rucah, pellet dan
semacamnya, dengan dosis (jumlah
berat makanan) 2-3% dari berat total
ikan yang ditebarkan .
-Biarkan sampai 10 hari.
-Setelah induk dalam kolam selama 10
hari, air dalam kolam
dinaikkan sampai 10-15 cm di atas
lubang sarang peneluran atau
kedalaman air dalam sarang sekitar
20-25 cm. Biarkan sampai 10
hari. Pada saat ini induk tak perlu
diberi makan, dan diharapkan
selama 10 hari berikutnya induk telah
memijah dan bertelur. Setelah
24 jam, telur telah menetas di sarang,
terkumpullah benih lele. Induk
lele yang baik bertelur 2-3 bulan satu
kali bila makanannya baik dan
akan bertelur terus sampai umur 5
tahun.
-Benih lele dikeluarkan dari sarnag ke
kolam pendederan dengan
cara: air kolam disurutkan sampai
batas kubangan, lalu benih
dialirkan melalui pipa pengeluaran.
-Benih-benih lele yang sudah
dipindahkan ke kolam pendederan
diberi makanan secara intensif, ukuran
benih 1-2 cm, dengan
kepadatan 60 -100 ekor/m2.
-Dari seekor induk lele dapat
menghasilkan ± 2000 ekor benih lele.
Pemijahan induk lele biasanya terjadi
pada sore hari atau malam
hari.TTG BUDIDAYA PERIKANAN
Hal. 7/ 17
Kantor Deputi Menegristek Bidang
Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl.
M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316
1952, http://www.ristek.go.id
2.Pemijahan di Bak Pemijahan Secara
Berpasangan
Penyiapan bak pemijahan secara
berpasangan:
-Buat bak dari semen atau teraso
dengan ukuran 1 x 1 m atau 1 x 2
m dan tinggi 0,6 m.
-Di dalam bak dilengkapi kotak dari
kayu ukuran 25 x 40x30 cm tanpa
dasar sebagai sarang pemijahan. Di
bagian atas diberi lubang dan
diberi tutup untuk melihat adanya
telur dalam sarang. Bagian depan
kotak/sarang pemijahan diberi enceng
gondok supaya kotak menjadi
gelap.
-Sarang pemijahan dapat dibuat pula
dari tumpukan batu bata atau
ember plastik atau barang bekas lain
yang memungkinkan.
-Sarang bak pembenihan diberi ijuk dan
kerikil untuk menempatkan
telur hasil pemijahan.
-Sebelum bak digunakan, bersihkan/cuci
dengan air dan bilas dengan
formalin 40 % atau KMnO4 (dapat dibeli
di apotik); kemudian bilas
lagi dengan air bersih dan keringkan.
Pemijahan:
-Tebarkan I (satu) pasang induk dalam
satu bak setelah bak diisi air
setinggi ± 25 cm. Sebaiknya airnya mengalir. Penebaran
dilakukan
pada jam 14.00–16.00.
-Biarkan induk selama 5-10 hari, beri
makanan yang intensif. Setelah
± 10 hari, diharapkan sepasang induk
ini telah memijah, bertelur dan
dalam waktu 24 jam telur-telur telah
menetas. Telur-telur yang baik
adalah yang berwarna kuning cerah.
-Beri makanan anak-anak lele yang
masih kecil (stadium larva)
tersebut berupa kutu air atau anak
nyamuk dan setelah agak besar
dapat diberi cacing dan telur rebus.
3.Pemijahan di Bak Pemijahan Secara
Masal
Penyiapan bak pemijahan secara masal:
-Buat bak dari semen seluas 20 m2 atau
50 m2, ukuran 2x10 m2 atau
5x10 m2.
-Di luar bak, menempel dinding bak
dibuat sarang pemijahan ukuran
30x30x30 cm3, yang dilengkapi dengan
saluran pengeluaran benih
dari paralon (PVC) berdiameter 1
inchi. Setiap sarang dibuatkan satu
lubang dari paralon berdiameter 4
inchi.
-Dasar sarang pemijahan diberi ijuk
dan kerikil untuk tempat
menempel telur hasil pemijahan.
-Sebelum digunakan, bak dikeringkan
dan dibilas dengan larutan
desinfektan atau formalin, lalu
dibilas dengan air bersih; kemudian
keringkan.TTG BUDIDAYA PERIKANAN
Hal. 8/ 17
Kantor Deputi Menegristek Bidang
Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl.
M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316
1952, http://www.ristek.go.id
Pemijahan:
-Tebarkan induk lele yang terpilih
(matang telur) dalam bak
pembenihan sebanyak 2xjumlah sarang ,
induk jantan sama
banyaknya dengan induk betina atau
dapat pula ditebarkan 25-50
pasang untuk bak seluas 50 m2 (5x10
m2), setelah bak pembenihan
diairi setinggi 1 m.
-Setelah 10 hari induk dalam bak,
surutkan air sampai ketinggian 50-
60 cm, induk beri makan secara
intensif.
-Sepuluh hari kemudian, air dalam bak
dinaikkan sampai di atas
lubang sarang sehingga air dalam
sarang mencapai ketinggian 20-25
cm.
-Saat air ditinggikan diharapkan
induk-induk berpasangan masuk
sarang pemijahan, memijah dan
bertelur. Biarkan sampai ± 10 hari.
-Sepuluh hari kemudian air disurutkan
lagi, dan diperkirakan telur-
telur dalam sarang pemijahan telah menetas dan menjadi benih
lele.
-Benih lele dikeluarkan melalui
saluran pengeluaran benih untuk
didederkan di kolam pendederan.
c.Pemijahan Buatan
Cara ini disebut Induced Breeding atau hypophysasi
yakni merangsang
ikan lele untuk kawin dengan cara
memberikan suntikan berupa cairan
hormon ke dalam tubuh ikan. Hormon
hipophysa berasal dari kelenjar
hipophysa, yaitu hormon gonadotropin.
Fungsi hormon gonadotropin:
-Gametogenesis: memacu kematangan
telur dan sperma, disebut
Follicel Stimulating Hormon. Setelah
12 jam penyuntikan, telur
mengalami ovulasi (keluarnya telur
dari jaringan ikat indung telur).
Selama ovulasi, perut ikan betina akan
membengkak sedikit demi
sedikit karena ovarium menyerap air.
Saat itu merupakan saat yang
baik untuk melakukan pengurutan perut
(stripping).
-Mendorong nafsu sex (libido)
2)Perlakuan dan Perawatan Bibit
a.Kolam untuk pendederan:
1.Bentuk kolam pada minggu 1-2, lebar
50 cm, panjang 200 cm, dan
tinggi 50 cm. Dinding kolam dibuat
tegak lurus, halus, dan licin,
sehingga apabila bergesekan dengan
tubuh benih lele tidak akan
melukai. Permukaan lantai agak miring
menuju pembuangan air.
Kemiringan dibuat beda 3 cm di antara
kedua ujung lantai, di mana
yang dekat tempat pemasukan air lebih
tinggi. Pada lantai dipasang
pralon dengan diameter 3-5 cm dan
panjang 10 m.
2.Kira-kira 10 cm dari pengeluaran air
dipasang saringan yang dijepit
dengan 2 bingkai kayu tepat dengan
permukaan dalam dinding kolam.
Di antara 2 bingkai dipasang selembar
kasa nyamuk dari bahan plastik
berukuran mess 0,5-0,7 mm, kemudian
dipaku.
3.Setiap kolam pendederan dipasang
pipa pemasukan dan pipa air untuk
mengeringkan kolam. Pipa pengeluaran
dihubungkan dengan pipaTTG BUDIDAYA PERIKANAN
Hal. 9/ 17
Kantor Deputi Menegristek Bidang
Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl.
M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316
1952, http://www.ristek.go.id
plastik yang dapat berfungsi untuk
mengatur ketinggian air kolam. Pipa
plastik tersebut dikaitkan dengan
suatu pengait sebagai gantungan.
4.Minggu ketiga, benih dipindahkan ke
kolam pendederan yang lain.
Pengambilannya tidak boleh menggunakan
jaring, tetapi dengan
mengatur ketinggian pipa plastik.
5.Kolam pendederan yang baru berukuran
100 x 200 x 50 cm, dengan
bentuk dan konstruksi sama dengan yang
sebelumnya.
b.Penjarangan:
1.Penjarangan adalah mengurangi padat
penebaran yang dilakukan
karena ikan lele berkembang ke arah
lebih besar, sehingga volume
ratio antara lele dengan kolam tidak
seimbang.
-Apabila tidak dilakukan penjarangan
dapat mengakibatkan :
-Ikan berdesakan, sehingga tubuhnya
akan luka.
-Terjadi perebutan ransum makanan dan
suatu saat dapat memicu
mumculnya kanibalisme (ikan yang lebih
kecil dimakan oleh ikan
yang lebih besar).
-Suasana kolam tidak sehat oleh
menumpuknya CO2 dan NH3, dan
O2 kurang sekali sehingga pertumbuhan
ikan lele terhambat.
2.Cara penjarangan pada benih ikan
lele :
-Minggu 1-2, kepadatan tebar 5000
ekor/m2
-Minggu 3-4, kepadatan tebar 1125
ekor/m2
-Minggu 5-6, kepadatan tebar 525
ekor/m2
c.Pemberian pakan:
1.Hari pertama sampai ketiga, benih
lele mendapat makanan dari
kantong kuning telur (yolk sac) yang
dibawa sejak menetas.
2.Hari keempat sampai minggu kedua
diberi makan zooplankton, yaitu
Daphnia dan Artemia yang mempunyai
protein 60%. Makanan tersebut
diberikan dengan dosis 70% x biomassa
setiap hari yang dibagi dalam
4 kali pemberian. Makanan ditebar
disekitar tempat pemasukan air.
Kira-kira 2-3 hari sebelum pemberian
pakan zooplankton berakhir,
benih lele harus dikenalkan dengan
makanan dalam bentuk tepung
yang berkadar protein 50%. Sedikit
dari tepung tersebut diberikan
kepada benih 10-15 menit sebelum
pemberian zooplankton. Makanan
yang berupa teoung dapat terbuat dari
campuran kuning telur, tepung
udang dan sedikit bubur nestum.
3.Minggu ketiga diberi pakan sebanyak
43% x biomassa setiap hari.
4.Minggu keempat dan kelima diberi
pakan sebanyak 32% x biomassa
setiap hari.
5.Minggu kelima diberi pakan sebanyak
21% x biomassa setiap hari.
6.Minggu ketiga diberi pakan sebanyak
43% x biomassa setiap hari.
7.Minggu keenam sudah bisa dicoba
dengan pemberian pelet apung.
d.Pengepakan dan pengangkutan benih
1.Cara tertutup:TTG BUDIDAYA PERIKANAN
Hal. 10/ 17
Kantor Deputi Menegristek Bidang
Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl.
M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316
1952, http://www.ristek.go.id
-Kantong plastik yang kuat diisi air
bersih dan benih dimasukkan
sedikit demi sedikit. Udara dalam
plastik dikeluarkan. O2 dari tabung
dimasukkan ke dalam air sampai volume
udara dalam plastik 1/3–1/4
bagian. Ujung plastik segera diikat
rapat.
-Plastik berisi benih lele dimasukkan
dalam kardus atau peti supaya
tidak mudah pecah.
2.Cara terbuka dilakukan bila jarak
tidak terlalu jauh:
-Benih lele dilaparkan terlebih dahulu
agar selama pengangkutan, air
tidak keruh oleh kotoran lele. (Untuk
pengangkutan lebih dari 5 jam).
-Tempat lele diisi dengan air bersih,
kemudian benih dimasukkan
sedikit demi sedikit. Jumlahnya
tergantung ukurannya. Benih ukuran
10 cm dapat diangkut dengan kepadatan
maksimal 10.000/m3 atau
10 ekor/liter. Setiap 4 jam, seluruh
air diganti di tempat yang teduh.
6.3.Pemeliharaan Pembesaran
1)Pemupukan
a.Sebelum digunakan kolam dipupuk
dulu. Pemupukan bermaksud untuk
menumbuhkan plankton hewani dan nabati
yang menjadi makanan alami
bagi benih lele.
b.Pupuk yang digunakan adalah pupuk
kandang (kotoran ayam) dengan
dosis 500-700 gram/m2
. Dapat pula ditambah urea 15 gram/m2,
TSP 20
gram/m2
, dan amonium nitrat 15 gram/m2
. Selanjutnya dibiarkan selama 3
hari.
c.Kolam diisi kembali dengan air
segar. Mula-mula 30-50 cm dan dibiarkan
selama satu minggu sampai warna air
kolam berubah menjadi coklat atau
kehijauan yang menunjukkan mulai
banyak jasad-jasad renik yang tumbuh
sebagai makanan alami lele.
d.Secara bertahap ketinggian air
ditambah, sebelum benih lele ditebar.
2)Pemberian Pakan
a.Makanan Alami Ikan Lele
1.Makanan alamiah yang berupa
Zooplankton, larva, cacing-cacing, dan
serangga air.
2.Makanan berupa fitoplankton adalah
Gomphonema spp (gol. Diatome),
Anabaena spp (gol. Cyanophyta),
Navicula spp (gol. Diatome),
ankistrodesmus spp (gol. Chlorophyta).
3.Ikan lele juga menyukai makanan
busuk yang berprotein.
4.Ikan lele juga menyukai kotoran yang
berasal dari kakus.
b.Makanan Tambahan
1.Pemeliharaan di kecomberan dapat
diberi makanan tambahan berupa
sisa-sisa makanan keluarga, daun
kubis, tulang ikan, tulang ayam yang
dihancurkan, usus ayam, dan
bangkai.TTG BUDIDAYA PERIKANAN
Hal. 11/ 17
Kantor Deputi Menegristek Bidang
Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl.
M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316
1952, http://www.ristek.go.id
2.Campuran dedak dan ikan rucah (9:1)
atau campuran bekatul, jagung,
dan bekicot (2:1:1).
c.Makanan Buatan (Pellet)
1.Komposisi bahan (% berat): tepung
ikan=27,00; bungkil kacang
kedele=20,00; tepung terigu=10,50;
bungkil kacang tanah=18,00;
tepung kacang hijau=9,00; tepung
darah=5,00; dedak=9,00;
vitamin=1,00; mineral=0,500;
2.Proses pembuatan:
Dengan cara menghaluskan bahan-bahan,
dijadikan adonan seperti
pasta, dicetak dan dikeringkan sampai
kadar airnya kurang dari 10%.
Penambahan lemak dapat diberikan dalam
bentuk minyak yang
dilumurkan pada pellet sebelum
diberikan kepada lele. Lumuran minyak
juga dapat memperlambat pellet
tenggelam.
3.Cara pemberian pakan:
-Pellet mulai dikenalkan pada ikan
lele saat umur 6 minggu dan
diberikan pada ikan lele 10-15 menit
sebelum pemberian makanan
yang berbentuk tepung.
-Pada minggu 7 dan seterusnya sudah
dapat langsung diberi
makanan yang berbentuk pellet.
-Hindarkan pemberian pakan pada saat
terik matahari, karena suhu
tinggi dapat mengurangi nafsu makan
lele.
3)Pemberian Vaksinasi
Cara-cara vaksinasi sebelum benih
ditebarkan:
a.Untuk mencegah penyakit karena
bakteri, sebelum ditebarkan, lele yang
berumur 2 minggu dimasukkan dulu ke
dalam larutan formalin dengan
dosis 200 ppm selama 10-15 menit.
Setelah divaksinasi lele tersebut akan
kebal selama 6 bulan.
b.Pencegahan penyakit karena bakteri
juga dapat dilakukan dengan
menyutik dengan terramycin 1 cc untuk
1 kg induk.
c.Pencegahan penyakit karena jamur
dapat dilakukan dengan merendam
lele dalam larutan Malachite Green
Oxalate 2,5–3 ppm selama 30 menit.
4)Pemeliharaan Kolam/Tambak
a.Kolam diberi perlakuan pengapuran
dengan dosis 25-200 gram/m2 untuk
memberantas hama dan bibit penyakit.
b.Air dalam kolam/bak dibersihkan 1
bulan sekali dengan cara mengganti
semua air kotor tersebut dengan air
bersih yang telah diendapkan 2
malam.
c.Kolam yang telah terjangkiti
penyakit harus segera dikeringkan dan
dilakukan pengapuran dengan dosis 200
gram/m2
selama satu minggu.
Tepung kapur (CaO) ditebarkan merata
di dasar kolam, kemudian
dibiarkan kering lebih lanjut sampai
tanah dasar kolam retak-retak.
7.HAMA
DAN PENYAKIT
7.1.Hama
dan Penyakit
a.Hama pada lele adalah binatang
tingkat tinggi yang langsung mengganggu
kehidupan lele.
b.Di alam bebas dan di kolam terbuka,
hama yang sering menyerang lele
antara lain: berang-berang, ular, katak,
burung, serangga, musang air, ikan
gabus dan belut.
c.Di pekarangan, terutama yang ada di
perkotaan, hama yang sering
menyerang hanya katak dan kucing.
Pemeliharaan lele secara intensif tidak
banyak diserang hama.
Penyakit parasit adalah penyakit yang
disebabkan oleh organisme tingkat
rendah seperti virus, bakteri, jamur,
dan protozoa yang berukuran kecil.
1)Penyakit karena bakteri Aeromonas hydrophilla dan Pseudomonas
hydrophylla
Bentuk bakteri ini seperti batang
dengan polar flage (cambuk yang terletak di
ujung batang), dan cambuk ini
digunakan untuk bergerak, berukuran 0,7–0,8
x 1–1,5 mikron. Gejala: iwarna tubuh menjadi gelap, kulit
kesat dan timbul
pendarahan, bernafas megap-megap di
permukaan air. Pengendalian:
memelihara lingkungan perairan agar
tetap bersih, termasuk kualitas air.
Pengobatan melalui makanan antara
lain: (1) Terramycine dengan dosis 50
mg/kg ikan/hari, diberikan selama 7–10
hari berturut-turut. (2) Sulphonamid
sebanyak 100 mg/kg ikan/hari selama
3–4 hari.
2)Penyakit Tuberculosis
Penyebab: bakteri Mycobacterium
fortoitum). Gejala: tubuh ikan berwarna
gelap, perut bengkak (karena
tubercle/bintil-bintil pada hati, ginjal, dan
limpa). Posisi berdiri di permukaan
air, berputar-putar atau miring-miring,
bintik putih di sekitar mulut dan
sirip. Pengendalian: memperbaiki kualitas air
dan lingkungan kolam. Pengobatan:
dengan Terramycin dicampur dengan
makanan 5–7,5 gram/100 kg ikan/hari
selama 5–15 hari.
3)Penyakit karena jamur/candawan
Saprolegnia.
Jamur ini tumbuh menjadi saprofit pada
jaringan tubuh yang mati atau ikan
yang kondisinya lemah. Gejala: ikan
ditumbuhi sekumpulan benang halus
seperti kapas, pada daerah luka atau
ikan yang sudah lemah, menyerang
daerah kepala tutup insang, sirip, dan
tubuh lainnya. Penyerangan pada
telur, maka telur tersebut diliputi
benang seperti kapas. Pengendalian: benih
gelondongan dan ikan dewasa direndam
pada Malachyte Green Oxalate
2,5–3 ppm selama 30 menit dan telur
direndam Malachyte Green Oxalate
0,1–0,2 ppm selama 1 jam atau 5–10 ppm
selama 15 menit.
Kantor
Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
Gedung II BPP Teknologi Lantai 6, Jl.
M.H. Thamrin 8 Jakarta 10340
Tel. 021 316 9166~69, Fax. 021 316
1952, http://www.ristek.go.id
4)Penyakit Bintik Putih dan
Gatal/Trichodiniasis
Penyebab: parasit dari golongan
Ciliata, bentuknya bulat, kadang-kadang
amuboid, mempunyai inti berbentuk
tapal kuda, disebut Ichthyophthirius
multifilis. Gejala: (1) ikan yang
diserang sangat lemah dan selalu timbul di
permukaan air; (2) terdapat
bintik-bintik berwarna putih pada kulit, sirip dan
insang; (3) ikan sering
menggosok-gosokkan tubuh pada dasar atau dinding
kolam.
Pengendalian: air harus dijaga kualitas dan kuantitasnya.
Pengobatan: dengan cara perendaman
ikan yang terkena infeksi pada
campuran larutan Formalin 25 cc/m3
dengan larutan Malachyte Green
Oxalate 0,1 gram/m3 selama 12–24 jam,
kemudian ikan diberi air yang
segar. Pengobatan diulang setelah 3
hari.
5)Penyakit Cacing Trematoda
Penyebab: cacing kecil Gyrodactylus
dan Dactylogyrus. Cacing
Dactylogyrus menyerang insang,
sedangkan cacing Gyrodactylus
menyerang kulit dan sirip. Gejala: insang yang dirusak menjadi
luka-luka,
kemudian timbul pendarahan yang
akibatnya pernafasan terganggu.
Pengendalian: (1) direndam Formalin
250 cc/m3
air selama 15 menit; (2)
Methyline Blue 3 ppm selama 24 jam;
(3) mencelupkan tubuh ikan ke dalam
larutan Kalium -Permanganat (KMnO4)
0,01% selama ± 30 menit; (4)
memakai larutan NaCl 2% selama ± 30 menit; (5) dapat juga memakai
larutan NH4OH 0,5% selama ± 10 menit.
6)Parasit Hirudinae
Penyebab: lintah Hirudinae, cacing
berwarna merah kecoklatan. Gejala:
pertumbuhannya lambat, karena darah
terhisap oleh parasit, sehingga
menyebabkan anemia/kurang darah. Pengendalian: selalu diamati pada
saat mengurangi padat tebar dan dengan
larutan Diterex 0,5 ppm.
7.2.Hama Kolam/Tambak
Apabila lele menunjukkan tanda-tanda
sakit, harus dikontrol faktor
penyebabnya, kemudian kondisi tersebut
harus segera diubah, misalnya :
1)Bila suhu terlalu tinggi, kolam
diberi peneduh sementara dan air diganti
dengan yang suhunya lebih dingin.
2)Bila pH terlalu rendah, diberi
larutan kapur 10 gram/100 l air.
3)Bila kandungan gas-gas beracun (H2S,
CO2), maka air harus segera diganti.
4)Bila makanan kurang, harus ditambah
dosis makanannya.
8.PANEN
8.1.Penangkapan
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pemanenan:
1)Lele dipanen pada umur 6-8 bulan,
kecuali bila dikehendaki, sewaktu-waktu
dapat dipanen. Berat rata-rata pada
umur tersebut sekitar 200 gram/ekor.
2)Pada lele Dumbo, pemanenan dapat
dilakukan pada masa pemeliharaan 3-4
bulan dengan berat 200-300 gram per
ekornya. Apabila waktu pemeliharaan
ditambah 5-6 bulan akan mencapai berat
1-2 kg dengan panjang 60-70 cm.
3)Pemanenan sebaiknya dilakukan pada
pagi hari supaya lele tidak terlalu
kepanasan.
4)Kolam dikeringkan sebagian saja dan
ikan ditangkap dengan menggunakan
seser halus, tangan, lambit, tangguh
atau jaring.
5)Bila penangkapan menggunakan
pancing, biarkan lele lapar lebih dahulu.
6)Bila penangkapan menggunakan jaring,
pemanenan dilakukan bersamaan
dengan pemberian pakan, sehingga lele
mudah ditangkap.
7)Setelah dipanen, piaralah dulu lele
tersebut di dalam tong/bak/hapa selama
1-2 hari tanpa diberi makan agar bau
tanah dan bau amisnya hilang.
8)Lakukanlah penimbangan secepat
mungkin dan cukup satu kali.
8.2.Pembersihan
Setelah ikan lele dipanen, kolam harus
dibersihkan dengan cara:
1)Kolam dibersihkan dengan cara
menyiramkan/memasukkan larutan kapur
sebanyak 20-200 gram/m2
pada dinding kolam sampai rata.
2)Penyiraman dilanjutkan dengan
larutan formalin 40% atau larutan
permanganat kalikus (PK) dengan cara
yang sama.
3)Kolam dibilas dengan air bersih dan
dipanaskan atau dikeringkan dengan
sinar matahari langsung. Hal ini
dilakukan untuk membunuh penyakit yang
ada di kolam.
9.PASCAPANEN
1)Setelah dipanen, lele dibersihkan
dari lumpur dan isi perutnya. Sebelum
dibersihkan sebaiknya lele dimatikan
terlebih dulu dengan memukul
kepalanya memakai muntu atau kayu.
2)Saat mengeluarkan kotoran, jangan
sampai memecahkan empedu, karena
dapat menyebabkan daging terasa pahit.
3)Setelah isi perut dikeluarkan, ikan
lele dapat dimanfaatkan untuk berbagai
ragam masakan.
10.ANALISIS
EKONOMI BUDIDAYA
10.1.Analisis Usaha Budidaya
Analisis Usaha Pembenihan Ikan Lele
Dumbo di Desa Bendosewu, Kecamatan
Talun, Kabupaten Blitar adalah sebagai
berikut:
1)Biaya produksi
a.Lahan
-Tanah 123 m2 Rp. 123.000,-
-Kolam 9 buah Rp. 1.230.000,-
-Perawatan kolam Rp. 60.000,-
b.Bibit/benih
-betina 40 ekor @ Rp. 12.000,- Rp. 480.000,-
-jantan 10 ekor @ Rp. 10.000,- Rp. 100.000,-
c.Pakan
-Pakan benih Rp.
14.530.300,-
-Pakan induk Rp. 4.818.000,-
d.Obat-obatan Rp. 42.000,-
e.Peralatan
-pompa air3 bh @ Rp. 110.000,- Rp. 330.000,-
-diesel 1 bh @ Rp. 600.000, -Rp. 600.000,-
-sikat 1.bh @.Rp. 25.000,- Rp. 25.000,-
-jaring 1 bh @.Rp. 150.000,- Rp. 150.000,-
-bak 5 bh @ Rp. 3.000,- Rp. 15.000,-
-timba 7 bh @.Rp. 3.000,- Rp. 21.000,-
-alat seleksi 6 bh @.Rp. 4.000,- Rp. 24.000,-
-ciruk 5 bh @. Rp. 1.500,- Rp. 7.500,-
-gayung 5 bh @. Rp.1.000,- Rp. 5.000,-
-selang Rp. 90.000,-
-paralon Rp. 70.000,-
-Perawatan alatRp. 120.000,-
f.Tenaga kerjaRp. 420.000,-
g.Lain-lainRp. 492.000,-
h.Biaya tak terduga 10%Rp. 2.522.800,-
Jumlah biaya produksi Rp. 5.045.600,-
2)PendapatanRp. 2.220.000,-
3)KeuntunganRp. 7.174.400,-
4)Parameter kelayakan usaha25%
5)BEP dalam unit (ekor)
-ukuran 11.138
-ukuran 2 325.049
-ukuran 365.010
-ukuran 46.501
-ukuran 511.377
-ukuran 6260
10.2.Gambaran Peluang Agribisnis
Budidaya ikan lele, baik dalam bentuk
pembenihan maupun pembesaran
mempunyai prospek yang cukup baik.
Permintaan konsumen akan keberadaan
ikan lele semakin meningkat. Dengan
teknik pemeliharaan yang baik, maka
akan diperoleh hasil budidaya yang
memuaskan dan diminati konsumen.
11.DAFTAR PUSTAKA
1)Arifin, M.Z. 1991. Budidaya lele.
Dohara prize. Semarang.
C.V. Simplex. Jakarta.
3)Djatmika, D.H., Farlina, Sugiharti,
E. 1986. Usaha Budidaya Ikan Lele. C.V.
Simplex. Jakarta.
4)Najiyati, S. 1992. Memelihara Lele
Dumbo di Kolam Taman. Penerbit
Swadaya. Jakarta.
5)Simanjutak, R.H. 1996. Pembudidayaan
Ikan Lele Lokal dan Dumbo.
Bhratara. Jakarta.
6)Soetomo, M.H.A. 1987. Teknik
Budidaya Ikan Lele Dumbo. Sinar Baru.
Bandung.
7)Susanto, H. 1987. Budidaya ikan di
Pekarangan. Penebar Swadaya. Jakarta.
SUmber: http://www.ristek.go.id
8 comments
Karna Di ERTIGAPOKER Sedang ada HOT PROMO loh!
BalasBonus Deposit Member Baru 100.000
Bonus Deposit 5% (klaim 1 kali / hari)
Bonus Referral 15% (berlaku untuk selamanya
Bonus Deposit Go-Pay 10% tanpa batas
Bonus Deposit Pulsa 10.000 minimal deposit 200.000
Rollingan Mingguan 0.5% (setiap hari Kamis
ERTIGA POKER
ERTIGA
POKER ONLINE INDONESIA
POKER ONLINE TERPERCAYA
BANDAR POKER
BANDAR POKER ONLINE
BANDAR POKER TERBESAR
SITUS POKER ONLINE
POKER ONLINE
ceritahiburandewasa
MULUSNYA BODY ATASANKU TANTE SISKA
KENIKMATAN BERCINTA DENGAN ISTRI TETANGGA
CERITA SEX TERBARU JANDA MASIH HOT
VAZBET menyediakan promo terbaru !!!
BalasPromo Tembak Ikan Online !!!
- Bonus Deposit Awal Member Baru 20% (minimal 100.000)
- Maksimal Bonus 500.000,-
- Minimal Deposit 25.000,-
- Ada bonus CASHBACK 10% dari jumlah WIN/LOSE per-minggu
Tunggu Apa Lagi? Ayo Join VAZBET !!!
Bandar CAPSA SUSUN Online Terpercaya ya di Ligapoker
Balas#ligapoker #lgpkr #180.215.12.116 #lpkiukiu #ligapkr #taingqq
link : http://180.215.12.116
Numpang ya bossku ^^
BalasHANYA DI KENARI POKER BANYAK BONUSNYA BOSSKU
Bonus Welcome Untuk New Member:
- Bagi deposit Rp.10,000 - Rp.14,999 Bonus Rp.5.000
- Bagi deposit Rp.15,000 - Rp.24,999 Bonus Rp.10.000
- Bagi deposit Rp.25,000 - Rp.49,999 Bonus Rp.15.000
- Bagi deposit Rp.50,000 - Rp.99,999 Bonus Rp.20.000
- Bagi deposit Rp.100,000 ke atas Bonus Rp.25.000
- Bonus next deposit 5% untuk deposit Rp.50.000
REAL PLAYER VS PLAYER !!!
Syarat Klaim bonus yaitu menghubungi CS kami di
WHATSAPP : +855966139323
BBM : KENARI00
LIVE CHAT : KENARIPOKER . COM
ALTERNATIVE LINK : KENARIPOKER . COM
Numpang posting ya min ^_^
BalasBuruan yuk mampir di Y9POKER guys
*Minimal Deposit 10.000-,
*Minimal Withdraw 15.000-,
Disini kamu dapat mainkan 1 ID untuk semua game^__^
*Texas Poker *Capsa Susun
*Ceme *Bandar Capsa
*Ceme Keliling *Big Two (new game)
*Domino QQ
Y9POKER ada memiliki beberapa bonus menarik seperti
*Welcome Bonus 20%
*Bonus Referral 5%
*Bonus CashBack Mingguan 0.5%
*Bonus Next Deposit 5%
Buruan Join DIY9POKER !!
Hubungi Customer Service kami yang siap melayani kamu selama 7 x 24 jam Stay Online
Pin BBM : E36DAA23
WA : +6285261535211
LINE : Y9POKER
Live Chat : Y9POKER(.)Com
EDENPOKER sedang membagikan JACKPOT besar - besaran nihh , Bagi kalian yang ingin JACKPOT nya mari bergabung bersama kami sekarang juga... BONUS NEW MEMBER 10.000 + 5% BONUS LAGIIIII!
BalasAyo Join Bersama EDENPOKER
- Bonus New Member 10.000 + BONUS 5% LAGI!
- Bonus Refferal 10% (Seumur Hidup)
- Bonus Rollingan 0.3% - 0.5%
REAL PLAYER VS PLAYER !!!
Salam Hoky Dari EDENPOKER. BIZ
"Bermanfaat sekali jangan lupa mampir ya buat yang suka main togel, casino dan slot online disini tempat terbaiknya
BalasKERIS2 = keris2.com
Dapatkan promo menarik di beberapa bandar togel, slot dan casino online pilihan kamu sekarang!
- Cashback Togel 5%
- Cashback Casino Up 10%
- Cashback Slot 5%
Rollingan Besar yang selalu menanti untuk kamu sekarang Coba keberuntungan kamu disini
- Rollingan Casino 0.7%
- Rollingan Slot 0.7%
Dapatkan diskon spesial togel dan hadiah tinggi yang menanti untuk kamu sekarang juga!
- Diskon Togel 2D = 29% Hadiah x70
- Diskon Togel 3D = 59% Hadiah x400
- Diskon Togel 4D = 66% Hadiah x3000
Semua game ada disini :
Agen Togel, Agen Togel Aman, Agen Togel Terpercaya, Agen Togel Online, Bandar Togel, Bandar Togel Online, Bandar Togel Terpercaya,
Bandar Togel Aman, Situs Togel, Situs Togel Online, Situs Togel Terpercaya, Situs Togel Aman, Togel Online, Togel Online Aman,
Togel Online Terpercaya, Togel Online Terbaik,Agen Slot, Agen Slot Online, Agen Slot Terpercaya, Agen Slot Aman,
Bandar Slot, Bandar Slot Aman, Bandar Slot Terpercaya, Bandar Slot Online, Situs Slot, Situs Slot Online,
Situs Slot Terpercaya, Situs Slot Aman, Situs Slot Terbaik, Agen Casino, Agen Casino Online, Agen Casino Aman, Agen Casino Terpercaya,
Bandar Casino, Slot Online, Casino Online, Bandar Casino Terpercaya, Bandar Casino Terbaik, Bandar Casino Aman,
Situs Casino Online, Situs Casino Terpercaya, Situs Casino Aman, Situs Casino Indonesia.
Kami tunggu Kehadirannya Ya Pasti Menang Berapapun Kami Bayar !!!"
Sangat bagus https://www.cekaja.com/info/promo-kartu-kredit-bni-maret
Balas