Analisis Wacana Pendidikan : Langkah Strategis Peningkatan Kualitas Pendidikan
Dalam kehidupan suatu bangsa menurut setiap bangsa memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang andal kualitas SDM sangat penting, karena kemakmuran suatu bangsa tidak lagi di tentukan oleh sumber daya alam (SDA), melainkan oleh kualitas SDA-nya. Walaupun Indonesia dikenal memiliki kekayaan alam yang melimpah, akan tetapi kalau SDM kita tidak mumpuni, maka kita hanya akan menjadi orang- orang upahan.
Dalam kehidupan suatu bangsa menurut setiap bangsa memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang andal kualitas SDM sangat penting, karena kemakmuran suatu bangsa tidak lagi di tentukan oleh sumber daya alam (SDA), melainkan oleh kualitas SDA-nya. Walaupun Indonesia dikenal memiliki kekayaan alam yang melimpah, akan tetapi kalau SDM kita tidak mumpuni, maka kita hanya akan menjadi orang- orang upahan.
Ada beberapa ukuran keberhasilan sebuah
Negara yaitu; menyangkut kualiutaas sumber daya manusia (SDM), kemampuan
manajerial, dan ekonomi. Sehingga sumber daya manusia (SDM) marupakan
jantung persoalan disini, kalau kualitas SDM-nya lemah, maka kita akan
menjadi kulih.
Kita sangat prihatin bahwa peringkat
SDMbangsa Indonesia, karena termasuk rendah di antara Negara-negara
ASEAN; Indonesia saat ini berada diperingkat 105 dan 173 negara yang
disusun oleh UNDP. Dirunci Darussalam berada di peringkat 25, Malaysia
berada di peringkat 37, Thailand berada di peringkat 67, Filipina berada
di peringkat 77.
Rendahnya SDM di Negara kita, di karenakan rendahnya mutu pendidikan. Pendidikan mempunyai perang penting, karena pendidikan mampu meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, menyambungkan petensi peserta didk gar menjadi manusia yangberiman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa, berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara demokratif serta bertanggung jawab. Sehingga sumber daya alam di tana air akan terolah dengan baik, sehingga menghargai dengan yang satu dengan yang lainnya dilakukan secara matang dan benar-benar didasarkan pada potensi individu masing-masing sehingga bisa disebut visioner, yang juga rasional dan realistis.
Selanjutnya pendidikan adalah fungsi
untuk membangun peserta didik untuk membangun peserta didik menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, kreatif mandiri. Sejak awal tahun 1980-an yakni
ketika kebutuhan hidup masyarakat mulai mudah diperoleh dibandingkan
masa secara tegas untuk mulai membangun pendidikan secara terencana.
Terhambatnya peningkatan pendidikan
Indonesia di sebabkan tidak terfokusnya arah peningkatan pendidikan itu
sendiri. Indikasi adanya kemerdekaan itu, antara lain, terlihat dari
tergganggunya proses regenerasi guru besar di sejumlah sekolah,
perguruan tinggi negeri di tanah air.
Tentu, antisipasi menghadapi ancaman
semakin minimnya pendidikan yang didapatkan oleh peserta didik itu harus
melibatkan pemegang kebijakan politik tertinggi, paling tidak pimpinan
nasional. Bukankah itu akan menjadi bagian dari wawasan yang dimiliki
para pemimpin dalam menjalankan proses kepemimpinan. Oleh karena itu,
komitmen ditingkat pemimpin sangat dibutuhkan.
Komitmen tersebut juga membutuhkan
perubahan system politik secara menyeluruh. Perubahan ini kelak
diharapkan menjadi bahan pemikiran bagi lembaga legislatif. Karena itu
pula, persoalan ketatanegaraan yang sekarang ada di depan mata juga
sangat membutuhkan penyelesaian secara sistematis.
Yang terpenting masyarakat juga jangan
ingat bahwa pekerjaan rumah (PR) terbesar bangsa Indonesia adalah
menjawab tantangan untuk mampu membangun bangsa ini kembali. Selama ini
kebijakan politik pemerintah masa kini cenderung menghasilkan perpecahan
bangsa. Akibat kebijakan yang sewenang-wenang itu kini kita semua yang
merasakannya.
Pembangunan fisik yang menunjang anak
didik memang terjadi, baik di perkotaan maupun pedesaan, hanya saja
suatu bangsa tidak akan menjadi besar jika sekedar mengandalkan
pembangunan fisik, bangsa ini harus juga membangun pendidikan secara
arif dan bijaksana.
Kalau menurut sejarah peradaban bangsa
menunjukkan bahwa Negara-negara yang bersedia menempatkan prioritas
penting sektor pendidikan dalam proses pembangunan bangsanya, saat ini
Negara yang berada dalam keadaan yang makmur dan menguasai berbagai
macam ragam ilmu pengetahuan dan teknologi yaitu Negara Amerika Serikat,
Eropa Barat, Kanada, dan Jepang. Negara-negara ini pada awalnya
pembangunan bangsanya menempatkan pendidikan pada tingkat prioritas yang
tinggi, hal itu dilakukan karena mereka kakin bahwa hanya dengan
melalui proses dan pembangunan sektor pendidikan secara
berkesinambungan, peningkatan kualitas pendidikan dilakukan secara
signifikan.
Kualitas pendidikan pada gilirannya akan
jauh lebih penting jika dibandingkan dengan pembangunan gedung-gedung,
sumber daya alam yang tersedia di masing-masing daerah maupun Negara.
Pembangunan gedung, sumberaya akan yang
melimpah tidak akan berarti apa-apa tanpa sentuhan keterampilan
manusia-manusia yang terdidik, contoh konkret apda Negara tetangga
seperti Jepang dan Singapura, meski sumber alamnya yang tidak melimpah
semelimpah Indonesia, toh, dengan hasil pendidikan yang berkualitas baik
mereka mampu menciptakan kemakmuran dan keadilan bagi bangsanya contoh
itu mestinya mampu mengerakkan semangat, pemerintah untuk membangun
pendidikan dalam rangka peningkatan pendidik menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia,
berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Pendidikan Sebagai Pilar Peningkatan Sumber Daya Bangsa
Diantara sekian banyak agenda
pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu agenda penting dan
strategis yang menuntut perhatian sungguh-sungguh dari semua pihak.
Sebab pendidikan adalah faktor penentu kemajuan bangsa di masa depan
jika kita sebagai bangsa berhasil membangun dasar-dasar pendidikan
nasional dengan baik, maka diharapkan dapat memberikan kontribusi
terhadap kemajuan di bidang-bidang yang lain, pendidikan merupakan salah
satu bentuk investasi modal manusia yang akan menentukan kualitas
sumber daya manusia suatu bangsa.
Bangsa-bangsa maju di dunia pasti di
topang oleh sumber daya manusia berkualitas sehingga memiliki keunggulan
hamper di semua bidang, termasuk ekonomi. Menurut sejumlah ahli, krisis
ekonomi yang demikian dahsyat yang melanda Indonesia, selain di
sebabkan oleh faktor-faktor teknik ekonomi, jgua dikarenakan terbatasnya
kualitas pendidikan yang kita miliki. Padahal pendidikan berkualitas
merupakan unsur penting dalam pembangunan daya tahan kesejahteraan suatu
bangsa krisis akut sekarang faktor pendidikan amat fital. Pendidikan
merupakan salah satu elemen paling penting dalam membangun kesejahteraan
bangsa dalam teori pembangunan konfensional, masalah pendidikan yang
berkualitas belum mendapat perhatian secara professional teori ini masih
meyakini sumber pertumbuhan keterampilan itu terletak konsentrasi modal
fisik yang diinvestasikan dalam suatu proses produksi seperti pabrik
dalam alat produksi modal fisik termasuk juga pembangunan infrastruktur
transportasi, komunikasi, dan irigasi untuk mempermudah transaksi
kreativitas, namun belakangan terjadi teori pembangunan bahwa yang
memacu pertumbuhan anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa justru modal manusia yang tertumpuk
ppada pendidikan. Pendidikan mempunyai nilai untuk siap menjawab
tantangan arus globalisasi yang semakin rumit.
Pergeseran teori ini terjadi
bersamaan dengan pergeseran paradigm pembangunan yang semula bertumpuk
pada kekuatan pendidikan berkualitas dapat berubah menjadi bertumpuk
pada kekuatan sumber daya manusia atau lazim pula disebut pergeseran
paradigm ini makin menegakkan betapa aspek pendidikan berkualitas sangat
strategis dalam pembangunan.
Penegasan tentang pendidikan dapat
memberikan konstribusi pada pertumbuhan anak didik untuk memahami
berakhlak mulia itu berdasarkan asumsi, bahwa pendidikan akan melahirkan
tenaga kerja yang produktif, karena memiliki kompetensi pengetahuan,
dan berakhlak mulia tenaga kerja pendidik dengan kualitas yang memadai
merupakan faktor determinan bagi peningkatan kapasitas untuk berakhlak
mulia.
Jadi nilai kreatif itu terletak pada
sumbangannya dalam menyediakan atau memasok tenaga-tenaga kerja
terdidik, terampil, berpengetahuan dalam berkompetensi tinggi sehingga
lebih berproduktif, lebih dari itu pendidikan dapat mengembangkan visi
tentang kehidupan yang layak di masa depan serta menanamkan jiwa yang
demokratis serta bertanggung jawab, hal tersebut secara psikologis akan
melahirkan energy yang akan mendorong dan menggerakkan kerja-kerja
produktif untuk mencapai kemajuan di masa depan.
Tenaga kerja terdidik akan berpengaruh
lebih signifikan lagi bila diserta penguasaan teknologi, untuk mencari
apa yang disebut keunggulan kompetitif, penguasaan teknologi ini sangat
penting karena bisa mendorong peningkatan produktivitas dan efisiensi.
Penguasan teknologi itu dimungkinkan bila mana persyaratan modal manusia
yang andal telah dipenuhi. Jadi, antara modal manusia dengan teknologi
harus ada persiapan agar menciptakan kekuataan sinergi sehingga bisa
mendorong percepatan pertumbuhan pengetahuan anak didik.
Teknologi memainkan peran sangat penting
dan determinan. Faktor teknologi menjadi sesuatu yang bersifat
imperative, sebab selain perdagangan, teknologi merupakan kekuatan utama
yang menggerakkan globalisasi untuk maju. Jika suatu Negara berhasil
menguasai teknologi dengan baik, maka Negara tersebut kemungkinan besar
bisa mengalami lompatan kemajuan yang dahsyat. Dalam hal ini, teknologi
menjadi instrument bagi berlangsungnya proses kemajuan dan
kesejahteraan masyarakat secara amat mendasar yang pada kekuatan.
Demikian, kita menyadari sepenuhnya
bahwa pendidikan merupakan agenda penting dan strategis, bukan saja
untuk meningkatkan kualitas bangsa melainkan juga untuk mendorong
kemajuan seluruh masyarakat, karena itu seluruh komponen bangsa harus
mempunyai komitmen bersama untuk membangun pendidikan, terutama ketika
didasari bahwa pendidikan dapat memberikan kontribusi yang signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi, membangun pendidikan menjadi lebih penting
lagi terutama dalam menyongsong milineum, ketiga yang ditandai oleh
arus globalisasi yang menuntut daya saing tinggi. Karena itu, menyiapkan
sumber daya manusia yang berkualitas, melalui upaya peningkatan mutu
pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak.
Pendidikan Sebagai Human Capital
Pembangunan merupakan proses pelapangan
kebebasan masyarakat. Inilah yang pertama kali yang perspektif kebebasan
menjadi tolak ukur pembangunan, sebelumnya pembangunan dipahami sebagai
usaha meningkatkan pendapatan.
Kebebasan memiliki elemen yang
fundamental yakni kapabalitas semakin besar kapabilitas seseorang, makin
besar pula kebebasan yang dia miliki untuk merespon peluang-peluang
yang ada begitu pula sebaliknya tentu peluang-peluang yang dimaksud
adalah peluang-peluang positif.
Tentu saya gagasan itu memberikan
petunjuk, bagaimana dunia pendidikan akan memainkan peran. Dunia
pendidikan dapat berperan meningkatkan kapabilitas dan kebebasan
masyarakat. Ini perlu diperhatikan karena tanpa kepabilitas, orang-orang
akan terus menjadi korban yang dikorbankan. Dengan menempatkan
pendidikan yang berorientasi meningkatkan kapabilitas dunia pendidikan
akan memiliki posisi yang amat strategis bagi masa depan bangsa.
Pendidikan akan menjadi penting karena
akan meningkatkan kapasitas masyarakat, apabila tingkat pendidikan
masyarakat rendah, kapabilitas juga rendah. Hal ini akan berpengaruh
terhadap rendahnya kemampuan untuk menangkap peluang dan ini akan
berakibat kemiskinan, akan tetapi masalahnya tidak sederhana ini. Banyak
terjadi kondisi kemiskinan yang dialami seseorang telah mengakibatkan
rendahnya pencapaian pendidikan orang itu. Kenyataan inilah yang dialami
mayoritas rakyat Indonesia memang harus disadari bahwa semua memiliki
harapan besar pada pendidikan. Ini tampak dari pendapat-pendapatnya.
Dalam konteks dunia perekonomian, saya lihat pendidikan dan pelatihan
membuat orang kian efisien dalam proses produksi dan akhirnya
meningkatkan human capital. Bila human capital baik hal itu menjamin
hasil produksi jgua akan meningkat.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan kita harus membuat strategis
untuk mengejewantahkan tujuan mutu pendidikan. Anggaran pendidikan
sebenarnya telah disadari sebagai pemimpin negeri Indonesia sebagai
pemimpin tahun, masa depan bangsa amat bergantung pada anggaran, dengan
demikian sudah seharusnya pemerintah mengalokasikan anggaran pendidikan
dalam porsi cukup.
Saying, pengetahuan dan kesadaran
tentang pentingnya anggaran pendidikan itu tidak diimbangi komitmen dan
disiplin memadai dalam berbagai forum, banyak pemimpin Negara dan
pejabat publik menyatakan pentingnya menyatakan pentingnya anggaran
pendidikan tetapi pernyataannya itu tidak ditindak lanjuti dengan usaha
sungguh-sungguh untuk merealisasikan.
Perjuangan anggaran pendidikan
sebenarnya sudah dimulai sejak awal kemerdekaan. Ketika itu sudah ada
kesadaran masyarakat tentang pentingnya anggaran pendidikan. Kinerja
pendidikan kita yang buruk pada saat ini, yang di indikatori tingginya
buta huruf disatu sisi dan rendahnya tingkat partisipasi pendidikan
disisi lain, telah menimbulkan kesadarna pentingnya anggaran pendidikan,
namun karena banyak masalah dihadapi pemerintah, keinginan mengalokasi
anggaran pendidikan yang memadai tidak pernah tercapai.
Perjuangan anggaran pendidikan saat itu
mencapai puncaknya ketika majelis permusyawaratan rakyat sementara
(MPRS) mengeluarkan Tap No. II/MPRS/1960 tentang garis-garis besar pola
pembangunan nasional semesta berencana tahapan pertama 1961-1969 yang
didalamnya menyebutkan anggaran belanja Negara, masyarakat pun mulia
lega dengan ketentuan itu.
Akan tetapi, kelegaan itu tidak
berlangsung lama karena angka 25 persen tak pernah direalisasikan
pemerintah. Akhirnya MPRS kembali membuat tap No. XXVII/MPRS/1966
tentang agama, pendidikan dan kebudayaan yang berisi mengingatkan
pemerintah agar merealisasikan anggaran pendidikan setidaknya 25 persen
dari anggaran belanja Negara sesuai ketetapan MPR terdahulu.
Sungguh ironis, peringatan MPR itu
sepertinya tak digubris pemerintah karena angka 25 persen tak pernah
dicapai, lebih ironis lagi ketetapan MPR itu ‘terlupakan’ baik oleh
pihak pemerintah maupun masyarakat yang sudah ‘kalah’.
Puncak perjuangan datang lagi ketika MPR
mengamandemenkan UUD 1945 dengan menempatkan anggaran pendidikan pada
pasal 31 ayat (4) pasal ini menyebutnya negara memproritaskan anggaran
pendidikan sekurang-kurangnya 20 persen dari APBN dan APBD untuk
memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional. Ketentuan ini
diperkokoh UU No. 20 tahun 2003 atau UU sisdiknas pasa 49 ayat (1)
menyebutkan, dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan
kedinasan dialokasikan minimal 20 persen dari APBN sektor pendidikan
minimal 20 persen dari APBD.
Seperti suasana tahun 1960, saat angka
20 persen dipasang di UUD dan UU, orangpun lega, tetapi kelegaan ini
juga tak berlangsung lama karena hingga tahun anggaran 2004 anggaran
pendidikan yang angkanya 20 persen tidak pernah dicapai.
Rupanya Tuhan menakdirkan sebagai bangsa
yang tidak disiplin. Berbagai aturan main sudah dibuat dari ketetapan
MPR dan UU sampai UUD 1945, tetapi saja kita tidak disiplin
menjalankannya.
Selama ini alokasi angggaran pendidikan
masih dibawah 10 persen dari APBN dan lebih rendah dibandingkan dengan
sektor yang berorientasi infestasi fisik seperti pekerjaan umum, namun
menyadari akan makna penting dan strategis pendidikan, mulai tinggi,
sehingga menepati urutan pertama diantara lima sektor yang memperoleh
anggaran pembangunan yang paling besar yakni pendidikan.
Langkah Strategis yang Dipakai oleh Seorang Guru - Harus mampu menguasai materi yang ingin diterapkan kepada klain
- Harus mampu membaca situasi dan kondisi (sikon)
- Harus mampu apa yang menjadi kemauan dan keinginan dari klain
- Harus konsisten atas apa yang menjadi materinya
- Ketika klain memiliki masalah kita harus mendatangi murid yang bermasalah tersebut
- Mengharapkan umpan balik dari klain
- Harus mencari tahu dimana letak suka atau tidak suka dari klain
- Melakukan dialog sama klain
- Memberikan pertanyaan pada klain
- Memberikan jawaban pada klain
- http://www.masbied.com/2011/06/19/analisis-wacana-pendidikan-langkah-strategis-peningkatan-kualitas-pendidikan/